Pejuang ISIL Tanda Tangani Kesepakatan dengan Pemberontak Suriah
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM Pejuang Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) telah menandatangani kesepakatan gencatan senjata di Suriah dengan brigade pemberontak Islamis yang terlibat dalam pertempuran bersenjata.
Kesepakatan yang ditandatangani oleh ISIL dan Suqour al-Sham, Selasa, telah diunggah secara online pada Rabu (5/2), dan juga dilaporkan oleh LSM Observatorium Suriah untuk HAM.
Kesepakatan itu menyerukan untuk segera menghentikan pertempuran di antara kedua belah pihak dan tidak ada serangan di antara kedua pihak dengan cara apa pun.
Kesepakatan itu juga mendesak agar setiap perbedaan pendapat di antara kelompok dirujuk ke pengadilan Islam.
Kelompok ISIL pada awalnya mendapat sambutan oleh sebagian pihak oposisi ke dalam konflik Suriah.
Tapi ISIL telah memicu reaksi keras dari kaum moderat dan brigade Islamis karena dugaan pelanggaran terhadap warga sipil dan kelompok-kelompok oposisi bersenjata saingannya.
Sejak 3 Januari, sebuah koalisi kelompok pemberontak telah berjuang melawan ISIL di daerah yang dikuasai oposisi, termasuk di provinsi Idlib, Aleppo dan Raqa.
Pertempuran itu telah menewaskan lebih dari 1.700 orang, menurut Observatorium, dan di beberapa tempat telah menarik perhatian serta berbagai sumber dari perang melawan rezim.
Al Qaeda Tidak Akui ISIL
Al Qaeda tidak mengakui Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL), yang para anggotanya terjebak dalam bentrokan mematikan dengan pemberontak Suriah, menurut pernyataan yang diunggah di situs jihadis.
Pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri memerintahkan kelompok tersebut pada Mei 2013 untuk membubarkan diri dan kembali ke Irak, dan mengumumkan bahwa kelompok jihadis lainnya, Al-Nusra Front, adalah cabang resmi Al Qaeda di Suriah yang tengah dilanda perang.
Komandan jenderal Al Qaeda menekankan poin tersebut dalam pernyataannya pada Minggu malam.
Al Qaeda mengumumkan bahwa pihaknya tidak memiliki keterkaitan dengan Islamic State of Iraq and the Levant, karena tidak diberi tahu soal pembentukannya ... (dan) tidak mengakuinya, ujar pernyataan tersebut.
ISIL bukan cabang dari Al Qaeda, tidak memiliki keterkaitan dengannya, dan kelompok itu (Al Qaeda) tidak bertanggung jawab atas berbagai tindakan yang dilakukannya, ia menambahkan.
Jihadis tersebut awalnya disambut oleh beberapa pemberontak dalam konflik di Suriah, tapi dugaan penganiayaan brutal terhadap warga sipil serta pejuang oposisi saingan telah memicu serangan balasan.
Pemberontak menuduh ISIL berusaha untuk memperkuat kekuasaannya ketimbang melawan rezim, dan bahkan menuduh bahwa kelompok tersebut melayani kepentingan rezim.
Ketegangan itu terjadi pada awal Januari dan berubah menjadi bentrokan bersenjata antara pemberontak Islam dan moderat dengan ISIL.
Dalam beberapa kasus, Al-Nusra Front ikut andil dalam bentrokan melawan ISIL, meskipun sebagian besar keluar dari pertempuran dan menyerukan rekonsiliasi.
Lebih dari 1.400 orang tewas dalam bentrokan antara pemberontak dan para jihadis. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...