Pekan Depan, Merkel Kunjungi Turki Bahas Pengungsi
BRUSSEL, SATUHARAPAN.COM – Kanselir Jerman Angela Merkel dijadwalkan akan melakukan perjalanan ke Turki minggu depan untuk membicarakan masalah keamanan, pengungsi dan konflik di Suriah, kata juru bicaranya Steffen Seibert pada hari Senin (12/10).
Jadwal kunjungan tersebut diumumkan dua hari setelah bom bunuh diri terjadi di ibu kota Turki Ankara yang menewaskan sekitar 128 orang.
Saat ini, Merkel berupaya untuk meminta bantuan Turki membendung aliran pengungsi ke Eropa dari Timur Tengah.
Turki telah menampung sebanyak lebih dari dua juta pengungsi. Sementara 300.000 dari mereka ditampung di kamp-kamp pengungsi di Turki selatan dan sisanya tersebar di seluruh negeri dan mencari jalannya sendiri untuk mengungsi.
Negara Barat percaya hampir 300.000 orang di Turki barat sedang menunggu giliran mereka ketika penyelundup membantu migran menyeberangi Laut Aegea yang berada di pulau Yunani dekat pantai Turki kemudian baru ke Yunani.
Untuk mencegah masuknya ribuan pengungsi, Jerman melihat kerja sama dengan Turki sepertinya sangat diperlukan.
Pada 5 Oktober 2015 lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Brussel dan bertemu dengan para pemimpin kunci Uni Eropa, termasuk presiden Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa Jean Claude Juncker.
Dalam pertemuan tersebut, Juncker mengemukakan rencana aksi kerja sama dengan Turki untuk mengatasi krisis pengungsi.
Dua pemimpin senior Komisi Eropa juga dijadwalkan akan mengunjungi Ankara pada hari kamis (15/10) untuk membahas lebih lanjut rincian dokuen kerja sama tersebut.
Rencana aksi yang akan dilakukan oleh Uni Eropa dan Turki terkait pada dua tema besar yaitu mendukung pengungsi dan pemerintah Turki yang telah menampung pengungsi dan mencegah migrasi yang tidak terkendali.
Dalam daftar tersebut, Uni Eropa akan memberikan € 1 miliar atau Rp 15 triliun untuk tahun ini dan akan membantu Turki untuk menampung 2,2 juta pengungsi Suriah dan Irak dengan pendanaan lebih lanjut. Namun, upaya ini tidak menutup kemungkinan beberapa pengungsi akan memiliki kesempatan untuk bermukim di Eropa.
Sebagai imbalannya, Turki diharapkan dapat meningkatkan aktivitas penjaga pantainya, memperkuat kerja sama dengan angkatan laut Yunani, memperketat pengawasan perbatasan darat dengan Yunani dan Bulgaria dan mengambil kembali para migran gelap yang menyeberang ke Eropa namun suakanya ditolak. (todayszaman.com)
Editor : Bayu Probo
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...