Turki Pastikan KTT G20 Tetap Berlangsung
ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Rasa takut muncul seiring dengan terjadinya serangan bom bunuh diri yang ditujukan terhadap para demonstran pro Kurdi dan aktivis kiri di stasiun kereta di luar Ankara Turki pada hari Sabtu (10/10). Sebanyak 128 orang tewas, 245 terluka dan 48 orang masih kritis akibat tragedi tersebut.
Tragedi ini muncul menjelang pemilu tanggal 1 November 2015 dan pertemuan pemimpin dari negara-negara yang termasuk dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang akan berlangsung pada 15 November mendatang.
Sebuah operasi keamanan besar-besaran sedang direncanakan di pelabuhan Mediterania Antalya untuk mengamankan jalannya KTT tersebut yang akan berlangsung selama dua hari.
Meskipun acara yang digelar setiap tahun ini menuai protes, namun pemerintah Turki tidak mengisyaratkan akan menunda pertemuan itu.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan: “Kita tidak bisa membiarkan para teroris menyerang pemimpin dunia ketika mereka sedang melakukan pekerjaan global yang sangat penting.”
Mewakili sekitar dua per tiga dari populasi global, G20 adalah forum terbesar di dunia untuk negara-negara maju dan berkembang.
David Cameron diperkirakan hadir bersama dengan Vladimir Putin, Angela Merkel, Barack Obama dan Xi Jinping. Kali ini, giliran Turki untuk menyelenggarakan forum ekonomi terbesar dunia tersebut.
Pasca terjadinya serangan bom bunuh diri tersebut, aksi duka cita dari ribuan orang mewarnai kota Ankara. Beberapa di antaranya bahkan ada yang memegang gambar korban tewas akibat ledakan tersebut.
Namun, bentrokan tidak dapat dihindari antara para pengunjuk rasa dan polisi setelah beberapa pelayat berusaha untuk meletakkan karangan bunga di tempat kejadian.
Ribuan orang lainnya juga berkumpul untuk pemakaman salah satu korban yang bernama Korkmaz Tedik (25). Pengunjuk rasa itu kemudian mengangkat kepalan tangan mereka dan meneriakkan slogan-slogan mengecam Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Mereka menuduh pemerintah gagal untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap serangan tersebut.
Sumber-sumber keamanan mengatakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang bertanggung jawab terhadap aksi bom bunuh diri di Ankara dan memiliki kemiripan yang mencolok dengan serangan mematikan pada bulan Juli di kota Suruc dekat perbatasan Suriah. (dailymail.co.uk)
Editor : Bayu Probo
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...