Pekan Ini Jepang Cabut Keadaan Darurat di Sejumlah Wilayah
TOKYO, SATUHARAPAN.COM-Jepang dapat mencabut keadaan darurat di banyak daerah pada pekan ini jika infeksi virus corona baru terkendali, kata menteri ekonomi pada hari Senin (11/5), ketika negara itu beringsut menuju pemulihan kegiatan ekonomi secara bertahap.
Keadaan darurat diberlakukan sejak bulan lalu memberi gubernur di 47 prefektur otoritas yang lebih kuat untuk mendesak orang agar tetap di rumah dan bisnis ditutup, tetapi tidak ada denda atau penangkapan atas ketidakpatuhan.
Pemerintah pekan lalu memperpanjang keadaan darurat hingga akhir Mei. Tetapi beberapa bisnis yang tidak penting, bahkan di 13 prefektur yang paling terpukul yang ditunjuk sebagai "distrik siaga khusus", termasuk Tokyo dan Osaka, telah dibuka kembali meskipun telah diperpanjang.
Menteri Ekonomi Jepang, Yasutoshi Nishimura, mengatakan pemerintah merencanakan pertemuan para ahli medis pada hari Kamis (14/5) untuk menyusun pedoman untuk mencabut keadaan darurat. Pemerintah juga akan berkonsultasi dengan para ekonom.
Jepang telah menghindari wabah virus corona menjadi eksplosif, dengan sekitar 15.800 kasus domestik dan 640 kematian di antara populasi 126 juta jiwa. Jumlah infeksi baru telah menurun pada pekan lalu.
Tetap Hati-hati
Tokyo, pusat wabah di Jepang, mengkonfirmasi 15 kasus baru terinfeksi virus corona pada hari Senin, pertama kalinya dalam 42 hari bahwa jumlah harian telah turun di bawah 20. "Kami telah mampu melanjutkan dengan mantap menuju akhir," kata Perdana Jepang, Shinzo Abe, pada sidang parlemen.
Nishimura mengatakan pemerintah dapat mencabut darurat pekan ini di daerah-daerah yang mengalami pengurangan infeksi, bahkan di antara 13 prefektur yang paling parah terkena bencana. Namun ada memperingatkan bahwa setiap pembalikan tren dapat mengubah hal itu. "Jika tanda-tanda overshoot muncul setelah pencabutan, kita perlu mempertimbangkan implementasi ulang," katanya di parlemen.
Meskipun jumlah kasus baru menurun, fasilitas perawatan kesehatan tetap besar. Kementerian kesehatan mengatakan Jepang memiliki 14.486 tempat tidur untuk pasien COVID-19 per 1 Mei, kurang dari setengah dari 30.000 yang diperkirakan dibutuhkan pada puncak wabah.
Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato, mengatakan pada hari Senin bahwa pemerintah telah menghitung sekitar 250 kelompok (cluster) infeksi secara nasional, yang didefinisikan sebagai lokasi dari mana lima atau lebih kasus virus corona dihasilkan, menurut kantor berita Kyodo. Pada 31 Maret, menurut data resmi yang tersedia, kementerian telah menghitung ada 26 cluster.
Abe telah memperingatkan pertempuran panjang melawan virus dan meminta masyarakat untuk terus berlatih menjaga jarak sosial. Orang-orang perlu mengadopsi "gaya hidup baru" untuk era virus corona, katanya, bahkan setelah keadaan darurat dicabut. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...