Pelajar Jogja Gelar Aksi Anti Kekerasan “Jogja Nyawiji”
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM -- Hujan deras yang mengguyur Kota Yogyakarta pada Sabtu (8/11) sore tak menghalangi ratusan pelajar untuk menggelar aksi anti kekerasan bertajuk “Jogja Nyawiji”. Acara yang dihelat oleh komunitas pelajar yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pelajar Pecinta Alam (FKPPA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini merupakan bentuk keprihatinan akan maraknya aksi kekerasan di kalangan pelajar di Kota Pelajar ini.
Wisnu Wardana, Koordinator Lapangan Aksi “Jogja Nyawiji” mengungkapkan bahwa aksi ini digelar sebagai wujud keprihatinan akan maraknya kekerasan di kalangan pelajar, baik sebagai korban maupun pelaku. Selain wujud keprihatian, aksi ini juga sebagai bukti bahwa para pelajar sebenarnya bisa bersatu. Harapannya, berita-berita yang tidak sedap seputar aksi kekerasan yang menodai status pelajar di Yogyakarta bisa direduksi.
“Acara ini merupakan wujud aksi kemanusiaan, di mana kita lihat banyak pelajar yang menjadi korban kekerasan dan sekaligus juga pelaku. Jadi, di sini kami ingin membuktikan kepada masyarakat yang mungkin sudah ternodai lewat berita-berita yang tidak sedap seputar kekerasan pelajar, bahwa kami bisa bersatu, kami anti kekerasan” demikian disampaikan oleh pelajar dari STM 1 Jetis, Kota Yogyakarta ini.
Wisnu berharap bahwa aksi anti kekerasan ini dapat lebih bisa disharing lewat berbagai media, semisal media sosial. Harapannya agar stigma negatif yang muncul beberapa tahun belakangan ini seputar maraknya aksi tawuran di kalangan pelajar di Yogyakarta ini bisa mulai dipinggirkan.
“Mestinya aksi seperti ini juga diramaikan di media sosial dan lain-lain. Kami menyuarakan bahwa kami bukan cinta kekerasan, kami juga mempunyai hak kenyamanan,” tegas Wisnu.
Wisnu menyerukan kepada seluruh pelajar untuk bersatu melawan kekerasan yang muncul belakangan ini. Dalm aksi tersebut, Wisnu mengajak pelajar untuk bertekad, bergerak bersama, memberantas kerusuhan melalui kegiatan positif.
“Kami mengajak semua rekan pelajar untuk menolak aksi kekerasan melalui kegiatan positif,” ungkap Wisnu.
“Jogja Nyawiji” digelar dalam beberapa aksi, seperti longmarch dari Taman Parkir Abu Bakar Ali hingga Titik Nol Kilometer, flashmob pelajar, hingga penandatanganan dan pembubuhan cap tangan sebagai bentuk komitmen para pelajar untuk menentang aksi kekerasan. Aksi ini diikuti tak kurang dari 25 sekolah, baik setingkat SMP maupun SMA.
Editor : Eben Ezer Siadari
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...