Pelajaran dari Perumpamaan tentang Bendahara Korup
SATUHARAPAN.COM – Perumpamaan mengenai bendahara korup (Luk. 16:1-13) menarik disimak. Kelakuannya—menyalahgunakan kepercayaan—memang tak patut. Cara dia memecahkan masalah juga salah. Tetapi, Yesus memujinya. Mengapa? Karena dia peka akan masa depannya dan cekatan mengambil tindakan nyata.
Nasibnya jelas: dia telah dipecat. Tentang masa depannya, dia cukup tahu diri. Perhatikan solilokuinya: ”Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu” (Luk. 16:3).
Masa depannya gamblang: nggak mungkin bertani, apalagi ngemis. Penglihatan akan masa depan itu tidak membuatnya berpangku tangan. Dia ingin selamat. Itulah visinya sekarang. Agar tetap hidup, dia harus berbuat sesuatu. Dia mengambil hati orang-orang yang mempunyai utang terhadap tuannya. Tindakannya itu membuat dia berpiutang budi.
Visi yang kuat mendorongnya untuk melakukan aksi. Visi tanpa aksi hanyalah impian. Aksi tanpa visi cuma kegiatan tanpa arah. Visi harus diwujudkan. Jika tidak, visi tak ubahnya bunga tidur. Tiada guna visi tanpa realita. Itu sama halnya dengan pepesan kosong. Dan dunia berubah karena visi maujud dalam aksi.
Perumpamaan Yesus ini mengingatkan para murid-Nya untuk tak hanya memikirkan masa depan, tetapi mampu bertindak nyata di masa kini. Kita perlu belajar dari bendahara korup yang mampu melihat ke depan, memperhitungkan realitas, dan bertindak secara tepat pada masa kini.
Kita memang tak tahu masa depan. Namun, kita dapat mewarnainya hari ini. Jika kita mewarnainya dengan warna-warni suram, maka suramlah masa depan kita. Jika kita mewarnainya dengan warna-warni cerah, maka cerahlah masa depan kita.
Anda ingin masa depan cerah? Warnailah masa kini Anda dengan warna-warni cerah! Percayalah!
editor: ymindasmoro
email: inspirasi@satuharapan.com
KPK Tetapkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, Tersangka Kasus...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Sekretaris Jenderal PDI Perju...