Pelaku Pasar Tunggu Data Ekonomi, Rupiah Melemah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (28/4) sore melemah sebesar 21 poin menjadi Rp 11.586 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.565 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin mengatakan sentimen pasar keuangan Asia secara umum masih akan dibayangi oleh masalah geopolitik di Ukraina yang hingga saat ini belum tuntas sehingga mata uang negara berkembang, termasuk rupiah mengalami tekanan.
"Konflik di Ukraina masih menjadi sorotan pasar keuangan. Uni Eropa diberitakan akan memberikan sanksi tambahan untuk Rusia dan pergolakan di Ukraina yang masih memanas," kata dia.
Ia menambahkan bahwa mata uang rupiah masih cenderung terkoreksi menyusul pelaku pasar yang sedang menanti serangkaian data ekonomi yang akan diumumkan pada pekan ini baik dari dalam negeri maupun eksternal.
"Dari eksternal, bank sentral AS akan merilis keputusan kebijakan moneternya, sementara di dalam negeri akan diumumkan data inflasi dan neraca perdagangan. Investor cenderung waspada menanti serangkaian data-data itu," kata dia.
Setelah serangkaian kebijakan dan data ekonomi dipublikasikan, Ariston Tjendra mengatakan bahwa pelaku pasar akan langsung bereaksi menentukan arah investasinya. Diharapkan sentimennya positif sehingga rupiah kembali dalam tren penguatannya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini (28/4), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 11.568 dibandingkan sebelumnya (25/4) di posisi Rp 11.601 per dolar AS. (Ant)
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...