Pelari Difabel Putri Tak Menyangka Sumbang Emas untuk Indonesia
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Nanda Mei Sholihah, pelari putri Indonesia kategori difabel (T-45) tidak menyangka dia akan menyumbangkan tiga medali emas di ajang multi even olahraga untuk atlet difabel se-Asia Tenggara, ASEAN Para Games (APG) 2015, di Singapura.
"Saya senang sekali karena sebenarnya saya tidak ditarget emas. Pelatih menargetkan perolehan saya seperti di APG 2013 Myanmar, yakni mendapat 2 perak dan 1 perunggu,” kata Nanda di Singapura, hari Senin (7/12) seperti diberitakan situs resmi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Catatan Wikipedia menyebutkan kategori difabel T-45, T-46, dan T-47 merupakan sebuah kategori dalam olahraga difabel yakni seorang atlet tidak memiliki bentuk fisik lengan tangan yang sempurna baik di kiri, atau kanan saja, atau keduanya.
Pelari putri kelahiran 17 Mei 1999 itu di APG 2015 menyumbangkan tiga emas sekaligus di cabang atletik nomor 100 meter, 200 meter, dan 400 meter putri.
“Ini malah tiga nomor dapat emas semua. Pelatih saya, Slamet Widodo, sempat kaget karena tidak menargetkan emas, tapi ternyata bisa dapat,” kata Nanda dengan penuh ekspresi kegembiraan.
Bagi Nanda, APG 2015 Singapura adalah pengalaman kedua di ajang APG. Sebelumnya adalah APG 2013 Myanmar.
Nanda menceritakan selain APG, dia pernah ikut ASEAN Youth Para Games di Malaysia pada 2013. “Saat itu juga mendapat tiga emas,” kata Nanda.
Nanda menceritakan dia menekuni olahraga sejak bergabung dan berlatih di Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Kediri mulai tahun 2012. “Kepala NPC (National Paralympic Committee, Red) Kediri, Pak Karmani, saat itu menyarankan ikut latihan. Dia waktu itu sedang mencari atlet,” kata Nanda.
Nanda menceritakan potensinya sebagai pelari semakin menemukan titik terang sejak mendapat surat panggilan dari NPC Pusat yang bermarkas di Solo, Jawa Tengah untuk ikut latihan dan memperkuat tim Indonesia.
Saat ini Nanda duduk di kelas satu SMAN 7 Kediri. Tiga emas yang didapat sekarang membuat ibunya, bahkan teman-temannya semua ikut bangga.
“Teman-temanku di Kediri bahkan menceritakan aku ke orang tua mereka karena emas ini. Padahal, awalnya aku sendiri tidak berani menarget emas karena ada Thailand sebagai lawan berat,” kata dia.
“Saya ingin ikut Para Games terus. Dapat emas itu punya kesenangan tersendiri. Saya juga bisa keliling luar negeri gratis. Bonusnya pun bisa membantu orang tua," kata dia.
"Saya benar-benar kangen masakan ibu," kata Nanda.
Perolehan Medali Sementara, Indonesia Tergeser ke Urutan Dua
Menurut daftar Klasemen Sementara perolehan medali APG 2015 yang dihimpun dari situs resmi ASEAN Para Games 2015 hari Senin (7/12) Indonesia kembali tergeser ke urutan kedua, karena Thailand ada di peringkat pertama. Padahal pada hari Minggu (6/12) Indonesia sempat ada di peringkat pertama.
Daftar Klasemen Sementara perolehan medali APG 2015 (Nama Negara, Medali emas, Medali Perak, Medali Perunggu, Total Perolehan Medali):
1. Thailand 60 58 65 183.
2. Indonesia 58 51 44 153.
3. Vietnam 39 45 38 122.
4. Malaysia 36 40 27 103.
5. Singapura 20 10 14 44.
6. Myanmar 12 12 23 47.
7. Filipina 8 11 16 35.
8. Brunei 2 3 4 9.
9. Kamboja 1 1 5 7.
10. Laos 0 1 3 4. (kemenpora.go.id/aseanparagames2015.com).
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...