Pelatih: ke Semi Final, Wales Tak Sekadar Tamasya di Prancis
LILLE, SATUHARAPAN.COM – Pelatih Wales, Chris Coleman, menegaskan timnya serius berlaga di Piala Eropa. Mengalahkan Belgia dengan skor 3-1 di perempat final membuktikan Wales tidak sekadar bertamasya di kejuaraan sepak bola yang saat ini diselenggarakan di Prancis tersebut.
Seperti dia kemukakan setelah pertandingan, hari Sabtu (2/7) dini hari WIB, di Stadion Pierre Mauroy, Lille, Wales adalah tim yang dipenuhi pemain yang senantiasa bekerja keras dan meraih mimpi. “Tim ini tidak takut akan kegagalan,” kata Coleman seperti diberitakan situs resmi Asosiasi Sepak Bola Eropa, uefa.com.
“Sekarang publik bisa menilai apa yang terjadi,” kata Coleman. Dia menyebutkan Wales tidak bergantung hanya kepada dua pemain yang cukup populer di mata masyarakat, Aaron Ramsey atau Gareth Bale. Kekuatan Wales terletak pada kerja sama tim yang merata dan padu.
Saat menghadapi Belgia, Wales tertinggal karena gelandang andalan Belgia, Radja Nainggolan, mencetak gol pada menit ke-13.
Tapi Wales bangkit pada menit ke-31, setelah gelandang Wales, Ashley Williams menyamakan skor. Gol Williams membuat babak pertama berakhir 1-1.
Hal Robson Kanu membalikkan keadaan, karena lewat gol yang dia cetak pada menit ke-55 Wales berbalik unggul 2-1, sebelum anak asuh Coleman mengakhiri perlawanan Belgia, dengan gol dari gelandang Wales lainnya, Sam Vokes, pada menit ke-86.
Coleman menyebut ada perubahan semangat di Piala Eropa, karena Wales sejak lama dikenal sebagai tim penggembira.
Dalam konferensi pers terpisah, pelatih Belgia, Marc Wilmots menyatakan dengan tersingkirnya Belgia di Piala Eropa dia tidak menyalahkan satu pemain pun. “Kami sebenarnya difavoritkan, tapi sayang, (saat melawan Wales, Red) kami terlalu banyak membuat kesalahan,” kata Wilmots.
Wilmots menyebut dia bukan tukang sulap yang bisa membuat keajaiban bagi tim dengan julukan “Setan Merah” itu, karena ada dua pemain andalan yang cedera dia anggap sebagai faktor yang membuat Belgia kalah dari Wales.
“Dua pemain kami cedera (Vincent Kompany, bek, dan Nicolas Lombaerts, gelandang, Red) sejak penyisihan grup,” kata pelatih berusia 42 tahun itu. (uefa.com)
Editor : Sotyati
Risiko 4F dan Gejala Batu Kantung Empedu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif konsultan RSCM dr. Arn...