Pelayanan Perempuan Kristen Afrika di Zaman HIV dan AIDS
KENYA, SATUHARAPAN.COM – Perempuan dari gereja-gereja di seluruh Afrika berkumpul di Kenya untuk memberi perhatian pada prestasi tersebut, tantangan, dan peluang pelayanan perempuan di gereja-gereja di Afrika selama 30 tahun terakhir. Serta respon mereka terhadap pandemi HIV dan AIDS.
Para pemimpin perempuan gereja dari wilayah itu berpartisipasi dalam sebuah konferensi ekumene 19 hingga 24 Juni di Limuru. Konferensi diselenggarakan di Universitas Santo Paulus di bidang Lingkaran Teolog Pemerhati Perempuan Afrika (Circle of Concerned African Women Theologians). Konferensi ini didukung Ekumenis HIV dan AIDS Inisiatif di Afrika (EHAIA, Ecumenical HIV and AIDS Initiative in Africa), sebuah projek Dewan Gereja Sedunia, ICCO (Interchurch Organisation for Development Cooperation) Kerk in Actie di Belanda, dan Yayasan Santo Agustinus di Inggris.
Acara ini menyatukan enam puluh pemimpin perempuan gereja dari Zambia, Malawi, Swaziland, Ghana, Uganda, Eritrea, Rwanda, Tanzania, Kamerun, Kenya, dan Belanda.
Dr Esther Mombo, teolog Anglikan dari Kenya dan seorang profesor di Universitas Santo Paulus, menyebut konferensi ini perayaan pelayanan perempuan.
"Kami merayakan pemimpin perempuan di gereja-gereja di Afrika, pemberdayaan mereka melalui pelatihan teologis dan kritik kekuasaan. Namun kita menganalisis tantangan dan peluang yang datang dengan penahbisan perempuan pada tahun 1980, bertepatan dengan diagnosa awal HIV dan AIDS, "kata Esther Mombo.
"Hubungan antara pelayanan perempuan dan HIV dan AIDS sangat penting, karena ini merupakan kaca pembesar untuk masalah dalam masyarakat yang terkait dengan kekuasaan, kekerasan berbasis gender, dan ajaran agama tentang seksualitas," katanya.
"Ini adalah masalah yang gereja belum sepenuhnya hadapi. Pada konferensi ini kami ingin menyatakan bahwa masalah ini telah menyebabkan banyak perempuan berduka, " tambahnya.
Omega Bula dari Gereja Persatuan Zambia (United Church of Zambia) berbicara tentang kehancuran kehidupan manusia dan masyarakat seperti yang disampaikan para perempuan Afrika dalam gerakan oikumenis.
Mengutip contoh kerja yang dilakukan gereja-gereja Afrika dan organisasi ekumenis tentang HIV dan AIDS dan kekerasan terhadap perempuan.Omega Bula menekankan pentingnya transformasi maskulinitas. Konsep ini katanya,"melibatkan laki-laki dalam perjuangan untuk keadilan gender, tanpa semua tindakan untuk mengakhiri kekerasan berbasis gender dan penyebaran cepat HIV dan AIDS menjadi sia-sia."
Dia menaruh perhatian kepada sumbangan perempuan Afrika untuk gerakan ekumenis. Gerakan ekumenis ini disebutnya terpusat pada "menganalisa isu-isu keadilan dengan permasalahan pemahaman keagamaan semua sistem, lembaga, struktur, praktek, kebijakan dan interpretasi yang mendukung legitimasi praktek yang tidak adil yang berpusat pada penindasan perempuan.”
Uskup Catherine Mutua dari Gereja Methodis di Kenya menyebutkan bahwa program HIV dan AIDS di Sinodenya melayani lebih dari 500 anak yatim dan sekitar 800 orang HIV-positif. "Sebuah projek berbasis masyarakat, program kami bekerja dengan petugas kesehatan," jelasnya.
"Kami mendorong masyarakat untuk bergaul dengan orang yang menderita HIV dan AIDS, melawan stigma, dan penyakit yang berhubungan dengan pelacuran dan ketidakmoralan," katanya.
Uskup Catherine Mutua menambahkan,"sebagai perempuan, kami memahami apa artinya merangkul dan mencintai anak yang berjalan melalui rasa sakit kehilangan orangtuanya karena HIV. Saya percaya Allah telah memberkati wanita dengan kekuatan kasih sayang yang merupakan inti pelayanan perempuan di gereja-gereja."
Sejak 2002, Ekumenis HIV dan AIDS Inisiatif di Afrika (EHAIA) telah bermitra dengan sejumlah perempuan teolog untuk bekerja di bidang HIV dan AIDS di Afrika. Kemitraan itu bertujuan meningkatkan kemampuan dan menghasilkan sumber daya dan bahan-bahan sehingga Ekumenis HIV dan AIDS Inisiatif di Afrika dapat memberdayakan gereja-gereja untuk mampu menangani kasus HIV dan AIDS. (oikoumene.org)
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...