Pelukan Hangat
Dalam Untung dan Malang.
SATUHARAPAN.COM – Saya dan suami sering kali ribut kala gaji bulanan kian menipis sebelum akhir bulan. Membayar uang sekolah anak-anak, belanja lauk pauk setiap hari, dan biaya tidak terduga lainnya setiap bulan harus dikeluarkan sebagaimana mestinya.
Suatu hari suami saya tiba-tiba memeluk tubuh saya dari belakang. Saya sempat menolaknya. Namun, sepatah kata yang disampaikannya ketika memeluk saya membuat perasaan saya luluh saat itu juga: ”Sayang, aku mencintaimu. Aku mohon maaf atas kekuranganku dalam menafkahi keluarga kita.”
Saat itu pula saya merasa bersalah telah menuntut banyak hal dari suami. Saya menyadari usaha dan kerja keras suami sungguh diperjuangkan setiap waktu demi keluarganya. Dan itulah yang mesti saya syukuri. Janji perkawinan melintas cepat dalam keheningan malam: ”Saya berjanji akan setia kepadamu dalam suka maupun duka, dalam untung dan malang, di waktu sehat maupun sakit.”
Pelukan hangat suami memberikan saya semangat baru dalam mengurusi rumah tangga. Saya menghayati kebaikan suami dengan menjaga dan merawat anak-anak, menyiapkan makan, dan bersenda gurau dengan manja di kala duduk berduaan.
Ah, pelukan hangat malam itu ternyata menjadi modal utama kami dalam menjalankan hidup perkawinan kami selanjutnya.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...