Pemantau Pendidikan: Kurikulum Qatar Promosikan Intoleransi Agama Minoritas
SATUHARAPAN.COM-Laporan terbaru dari lembaga nirlaba pengawas pendidikan mengungkapkan bahwa kurikulum pendidikan di Qatar mempromosikan intoleransi agama minoritas.
Institute for Monitoring Peace and Cultural Tolerance in School Education (IMPACT-se) baru-baru ini meninjau 238 buku teks pendidikan di Qatar dari empat tahun akademik terakhir.
Menurut IMPACT-se dalam laporan di situs lembaga itu, kurikulum Qatar tampaknya berada dalam fase transformasi. Meskipun agak kurang radikal dari versi sebelumnya, proses moderasi masih dalam tahap awal.
Beberapa materi yang sangat ofensif telah dihapus setelah puluhan tahun propaganda radikal di sekolah-sekolah Qatar, tetapi kurikulum saat ini pun belum memenuhi standar perdamaian dan toleransi internasional.
IMPACT-se menyimpulkan antara lain bahwa "kurikulum Qatar mengandung "unsur-unsur Ikhwanul Muslimin." Turki dan Iran ditampilkan secara positif dalam teks pendidikan, sedangkan agama minoritas dipandang secara negatif.
Umat ââKristen dipandang sebagai "kafir" yang "disebutkan mereka akan masuk ke neraka," menurut laporan IMPACT-Se. "Umat Kristen, bersama dengan Yahudi... juga disalahkan karena menyebabkan perpecahan di antara Muslim," kata laporan itu.
Pendidikan Qatar sangat dipengaruhi oleh pendidik Barat, tetapi masalah serius masih ada, terkait dengan perdamaian dan toleransi. Dalam studi agama Islam hanya ada sedikit perbaikan. Perang jihad, kesyahidan, dan gerakan jihadi yang kejam masih dipuji. Namun buku teks bahasa Inggris adalah yang paling moderat.
Selain itu, perempuan didorong untuk berani, melayani tanah air dan keluarganya, dan memiliki banyak anak. Terlepas dari "pemberdayaan" perempuan, dan karier bukanlah prioritas.
"Saya akan menggambarkannya sebagai gagal memenuhi standar UNESCO tentang perdamaian dan toleransi dalam pendidikan sekolah," kata Marcus Sheff, CEO IMPACT-se dalam wawancara dengan Al Arabiya.
IMPACT-se mengukur konten pendidikan dengan standar internasional berdasarkan pedoman UNESCO dan PBB serta rekomendasi tentang pendidikan untuk perdamaian dan toleransi.
Editor : Sabar Subekti
Joe Biden Angkat Isu Sandera AS di Gaza Selama Pertemuan Den...
WASHIGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengangkat isu sandera Amerika ya...