Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 08:34 WIB | Jumat, 02 Januari 2015

Pemantau: Perang Suriah Paling Mematikan Pada 2014

Aksi kekerasan yang dilakukan kelompok yang menyebut diri Negara Islam menyebabkan banyak korban jatuh. (Foto: bbc.com)

BEIRUT, SATUHARAPAN.COM – Lebih dari 76.000 orang tewas dalam kemelut Suriah pada 2014, termasuk ribuan anak-anak, menjadikannya tahun paling mematikan dalam perang hampir empat tahun itu, kata kelompok pemantau pada Kamis (1/1).

Pengamat Hak Asasi Manusia Suriah menyatakan mencatat kematian 76.021 orang.

Dari jumlah itu, 17.790 warga, termasuk 3.501 anak-anak.

Selain itu, lebih dari 15.000 pemberontak tewas dan hampir 17.000 petempur dari kelompok keras, termasuk Negara Islam dan Kubu Al-Nusra, perpanjangan Alqaida di Suriah.

Sedikitnya, 22.627 tentara pemerintah -serdadu dan milisi- tewas, kata kelompok berpusat di Inggris tersebut.

Pada 2013, korban tewas tercatat 73.447, 49.294 pada 2012 dan 7.841 pada 2011.

Lebih dari 200.000 orang tewas sejak kemelut dimulai pada Maret 2011 dengan unjuk rasa menentang pemerintah, yang berubah menjadi perang sesudah pemerintah melancarkan tindakan keras.

Dalam perkembangan lain, dua wanita yang menyebut diri pekerja bantuan Italia, yang diculik di Suriah, muncul di video mendesak pemerintah mereka mengupayakan pembebasan mereka.

Video itu, direkam pada tengah Desember, muncul dalam jaringan pada Rabu (31/12) malam dan menunjukkan Vanessa Marzullo serta Greta Ramelli, yang diculik kelompok bersenjata di propinsi Aleppo, Suriah utara, pada Agustus.

Kedua wanita berusia 20-an itu diperlihatkan mengenakan gaun hitam dan jilbab, duduk di depan dinding kosong.

Satu wanita memegang selembar kertas bertanggal 17 Desember, meskipun video itu tampak ditayangkan di dunia maya pada 31 Desember.

Yang lain, tampak membaca dari naskah di belakang kamera, mendesak pemerintah Italia memulangkan mereka sebelum Natal.

Video yang berdurasi 23 detik itu tidak merinci kelompok penculik wanita tersebut dan tidak ada orang lain muncul dalam rekaman itu.

Tayangan di YouTube itu berjudul "Kubu Al-Nusra menahan dua petugas asal Italia karena pemerintah mereka ikut dalam persekutuan melawannya".

Belum ada tanggapan resmi dari Kementerian Luar Negeri atas video itu. Media negara tersebut memberikan perhatian penuh dengan sebagian besar surat kabar menayangkannya di laman mereka dan badan penyiaran memasang gambar rekaman tersebut.

Beberapa lusin pekerja bantuan dan wartawan asing serta imam Yesuit Italia diculik dalam kemelut Suriah.

Ribuan warga Suriah juga hilang dalam perang itu. (AFP)

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home