Pembangunan Rumah di Gaza akan Segera Dimulai
GAZA, SATUHARAPAN.COM – Pembangunan kembali ribuan rumah yang hancur akibat perang Gaza musim panas lalu akan dimulai dalam beberapa hari mendatang. Rencana pembangunan ini hampir setahun setelah konflik dimulai, kata Menteri Perumahan Palestina Mufid Hasayneh, Rabu (24/6).
Perang yang berlangsung sejak Juli-Agustus di Jalur Gaza telah menghancurkan atau merusak puluhan ribu rumah sehingga membuat 100.000 warga Gaza kehilangan tempat tinggal.
"Sebanyak 90.000 rumah yang rusak telah diperbaiki dan melakukan koordinasi dengan PBB," kata Hasayneh kepada wartawan di Kota Gaza.
"Dalam beberapa hari mendatang, operasi rekonstruksi rumah yang hancur akan dimulai," kata dia.
Sekitar 18.000 rumah hancur atau rusak parah, menurut angka PBB, dan rekonstruksi wilayah pesisir yang didera perang berjalan lambat.
Blokade Israel yang sedang berlangsung di Gaza yang saat ini memasuki tahun kesembilan, telah menjadi kunci permasalahan lambatnya pembangunan rumah serta kurangnya dukungan donor internasional untuk wilayah, yang dipimpin oleh gerakan Islam Hamas.
Hasayneh mengatakan bahwa Israel telah mengizinkan hanya 128.000 ton semen ke jalur Gaza sejak perang berakhir.
Israel mengatakan lebih dari 1,1 juta ton bahan bangunan telah diizinkan di sejak Oktober 2014 melalui perlintasan barang Kerem Shalom, yang dikontrol oleh mereka.
"Kami (Palestina, PBB dan Israel) telah mencapai kesepakatan tentang mekanisme untuk memungkinkan bahan bangunan masuk dari sisi Israel," kata Hasayneh.
Mekanisme, kata dia, akan menetapkan bahwa pemilik rumah yang hancur harus diperiksa untuk menerima bahan bangunan.
Pemilik rumah akan mendaftar kepada otoritas lokal untuk mendapatkan izin bangunan, setelah itu data-data mereka akan diteruskan ke Kementerian Perumahan yang berkantor pusat di Ramallah.
Kementerian itu kemudian akan bekerja sama dengan pemerintah Israel untuk mendapatkan lampu hijau bagi warga Gaza untuk membangun kembali rumah mereka.
Hasayneh tidak menjelaskan lebih lanjut mengapa ada kebutuhan untuk proses pemeriksaan pemilik rumah.
Tapi Israel membatasi jumlah bahan bangunan yang diizinkan masuk ke Gaza. Israel khawatir bahwa logam dan beton dapat digunakan oleh militan Palestina untuk membuat senjata seperti roket dan membangun terowongan.
Sejumlah kritik terhadap blokade berdatangan. Beberapa pihak menyerukan untuk blokade itu sepenuhnya dibongkar agar rekonstruksi berjalan lancar dan memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung bisa menyulut konflik lebih lanjut.
Perang Israel-Palestina itu telah menewaskan 2.200 warga Palestina dan 73 orang di sisi Israel. (middle-east-online)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...