Pembicaraan Damai Yaman Berakhir Tanpa Kesepakatan
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Yaman Ismail Ould Cheikh Ahmed mengatakan pembicaraan perdamaian mengenai Yaman pada Jumat (19/6) berakhir tanpa kesepakatan tapi ia percaya gencatan senjata dapat dicapai dalam pembicaraan mendatang.
Ahmed menekankan meski pembicaraan yang dimulai pada Senin (15/6) itu masih bersifat permulaan, "tak ada keraguan bahwa ada landasan siap untuk mendeklarasikan gencatan senjata disertai penarikan".
Di tengah kerusuhan yang terus berkecamuk dan krisis kemanusiaan yang memburuk, utusan khusus PBB itu juga menyoroti pentingnya mencapai gencatan senjata kemanusiaan sesegera mungkin saat bulan suci Ramadan.
"Saya akan melakukan berbagai upaya, tentunya menggandakan upaya-upaya saya dalam beberapa hari ke depan untuk mencapai itu," kata Ahmed sebagaimana dilansir kantor berita Xinhua.
Ia menambahkan konsultasi di Jenewa yang diperantarai PBB bukan merupakan akhir tapi lebih merupakan "peluncuran jalur panjang yang sulit ke arah tahap peralihan politik".
"Kami tidak mengharapkan satu pertemuan memungkinkan kita mengatasi semua halangan," kata utusan itu.
"Kami telah melihat tanda-tanda positif, terutama dalam ketanggapan terhadap keadaan tertentu seperti Resolusi 2216 Dewan Keamanan PBB," tambah dia.
Tak ada tanggal tertentu yang ditetapkan untuk konsultasi lebih lanjut menurut Ahmed, yang menekankan bahwa orang Yaman lah yang akan membuat keputusan akhir "sebab ini adalah konsultasi mengenai Yaman".
Dalam pesan yang diterima pers pada Jumat pagi, dia juga dengan keras mengutuk serangkaian serangan pada 17 Juni di Ibu Kota Yaman, Sanaa.
Sementara itu PBB menyerukan lebih dari satu miliar dolar untuk pendanaan aksi kemanusiaan di Yaman. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...