Pembuat Film Innocence of Muslims Besok Bebas dari Penjara
CALIFORNIA, SATUHARAPAN.COM - Sutradara film yang membuat film amatir anti-Islam Innocence of Muslims yang tahun lalu memicu gelombang protes dan kekerasan di negara-negara Timur Tengah dan berpenduduk mayoritas Muslim, menurut rencana akan dibebaskan dari penjara Federal AS besok hari Kamis (26/9).
Nakoula Basseley Nakoula (56) atau "Sam Bacile" warga AS seorang Kristen Koptik Mesir saat ini masih ditahan di Southern California, kata Ed Ross, juru bicara Federal Bureau of Prisons, menurut Associated Press.
Bulan November lalu Nakoula dijatuhi hukuman satu tahun penjara di Federal Prison karena terbukti melanggar ketentuan hukuman percobaan yang melarangnya menggunakan internet selama lima tahun. Hukuman percobaan ini terkait kasus pada tahun 2010, dimana Nakoula didakwa melakukan penipuan bank dan dijatuhi hukuman 21 bulan penjara. Dia dibebaskan dari penjara dengan masa percobaan pada bulan Juni 2011.
Sementara otoritas AS sendiri tidak menuntut pembuatan film Innocence of Muslims, karena merupakan bentuk kebebasan berekspresi walaupun terbukti membahayakan kepentingan AS.
Dalam sebuah wawancara awal tahun ini, Nakoula mengatakan kepada Fox News bahwa ia bangga pada film yang dia buat, dan dia menjelaskan jika film itu ditujukan tidak untuk menghina Islam melainkan untuk memerangi terorisme.
"Saya memiliki banyak teman Muslim dan tidak semua orang Muslim percaya budaya terorisme di Islam. Namun beberapa dari mereka percaya adanya budaya terorisme. Itulah mengapa kita perlu berjuang (melawan) budaya itu, bukan Muslim. Musuhku adalah budaya terorisme," katanya Nakoula Basseley Nakoula dalam wawancara telepon.
Film ini berisikan ejekan pada Nabi Muhammad, menyebabkan banyak kerusuhan di Timur Tengah yang mengakibatkan korban jiwa. Di beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, pengunjuk rasa menyerang kedutaan besar AS, seperti Mesir, Yaman, dan Libya. Di Libya muncul serangan di Konsulat Amerika Serikat di Benghazi yang menewaskan 14 orang, termasuk Duta Besar Amerika Serikat, Christoper Stevens, dan tiga warga AS lainnya. (alarabiya.net)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...