Pembunuh Dua Warga Swedia di Brussel Pencari Suaka dari Tunisia
BRUSSEL, SATUHARAPAN.COM-Polisi Belgia pada hari Selasa (17/10) menembak dan melukai seorang warga Tunisia berusia 45 tahun yang diduga membunuh dua penggemar sepak bola Swedia di Brussels, kata media Belgia.
Pria itu meninggal di rumah sakit karena luka-lukanya, kata media. Tersangka ditembak di sebuah kafe pada hari Selasa, kata media. Belum ada konfirmasi resmi mengenai kematiannya.
Menteri Dalam Negeri Belgia, Annelies Verlinden, sebelumnya mengatakan pria yang terluka itu diduga pelaku penembakan. Dua warga negara Swedia ditembak mati dan orang ketiga terluka di pusat kota Brussels pada hari Senin (16/10) malam dan seorang pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai anggota ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) mengaku bertanggung jawab dalam sebuah video yang diposting online.
Tersangka melarikan diri dari tempat kejadian setelah penembakan ketika pertandingan sepak bola antara Belgia dan Swedia akan dimulai, memicu perburuan besar-besaran dan mendorong Belgia untuk meningkatkan kewaspadaan teror ke tingkat tertinggi.
“Senjata yang digunakan untuk melakukan serangan telah ditemukan pagi ini di tempat pria itu ditangkap di (wilayah Brussels) Schaerbeek. Hal ini membuat kemungkinan pelaku tertangkap lebih besar,” kata Verlinden kepada penyiar VRT.
“Kami memeriksa sidik jarinya untuk memastikan 100 persen.”
Jaksa federal mengatakan mereka belum dapat memastikan identitas orang yang ditembak, namun Wali Kota ibu kota Belgia, Philippe Close, mengatakan kepada BFM TV: “Sepertinya tersangka telah dinetralkan.”
Perdana Menteri Alexander De Croo menyebut penembakan hari Senin itu sebagai “serangan teroris” yang brutal. “Tadi malam tiga orang berangkat ke pesta sepak bola yang seharusnya menyenangkan. Dua di antara mereka kehilangan nyawa dalam serangan teroris brutal,” kata De Croo pada konferensi pers.
“Pelaku menyasar khususnya suporter Swedia yang berada di Brussel untuk menghadiri pertandingan sepak bola Setan Merah. Dua rekan senegaranya dari Swedia meninggal dunia. Orang ketiga sedang dalam masa pemulihan dari luka parah,” kata de Croo. Belgia menjamu Swedia dalam pertandingan kualifikasi Euro 2024 pada hari Senin malam.
Negara ini telah meningkatkan status kewaspadaan keamanan di ibu kotanya ke tingkat tertinggi, dengan meningkatkan kehadiran polisi, khususnya bagi masyarakat dan institusi Swedia, dan memperingatkan masyarakat untuk ekstra waspada dan menghindari perjalanan yang tidak perlu.
Seorang pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai anggota ISIS mengaku bertanggung jawab dalam sebuah video yang diposting online.
Penyerang, yang gagal mencari suaka di Belgia pada November 2019, diketahui polisi sehubungan dengan penyelundupan manusia, kata Menteri Kehakiman, Vincent Van Quickenborne, pada konferensi pers.
Polisi keamanan Sapo Swedia, yang pada bulan Agustus meningkatkan kewaspadaan terorisme ke tingkat tertinggi kedua dan memperingatkan peningkatan ancaman terhadap warga Swedia di dalam dan luar negeri, mengatakan bahwa mereka telah melakukan kontak dengan rekan-rekan internasional mereka.
“Kita berada dalam situasi yang serius… Swedia (dari waktu ke waktu) semakin jelas menjadi fokus ekstremisme Islam yang kejam,” kata juru bicara Sapo dalam sebuah pernyataan.
Tersangka pria bersenjata, yang menyebut dirinya Abdesalem Al Guilani, mengklaim dalam sebuah video di media sosial bahwa dia adalah pejuang Allah. Penembakan ini terjadi pada saat meningkatnya kekhawatiran keamanan di beberapa negara Eropa terkait dengan konflik Israel-Hamas, meskipun seorang jaksa federal Belgia mengatakan tidak ada bukti bahwa penyerang tersebut memiliki kaitan dengan konflik baru antara Israel dan militan Palestina.
Rekaman video serangan Brussels yang diposting di situs surat kabar Het Laatste Nieuws menunjukkan seorang pria berjaket oranye mengendarai skuter di persimpangan jalan dengan senapan, mula-mula melepaskan lima tembakan, kemudian mengikuti orang-orang yang melarikan diri ke dalam gedung sebelum melepaskan tembakan lagi.
Menurut transkrip media dari pesan video yang direkam oleh pelaku yang mengaku dirinya, dia mengatakan dia membunuh orang Swedia untuk membalas dendam atas nama Muslim. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...