Pemerintah dan Masyarakat Dukung Penderita Skizofrenia
JAKARTA, SATUHARAPANCOM – Lebih dari seribu orang dari berbagai elemen masyarakat baik medis, nonmedis, LSM, sampai pemerintah berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia, Jumat malam (10/10), dalam merayakan puncak peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia atau HKJS 2014 bertema “Living with Schizophrenia”. Mereka menyatakan dukungannya bagi penderita skizofrenia untuk dapat kembali ke masyarakat dan mampu hidup mandiri serta produktif kembali.
Kegiatan ini dihadiri Kementerian Kesehatan RI , Kementerian Agama RI, Pemprov DKI Jakarta, PT Johnson&Johnson Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Asosiasi Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat Indonesia (Arsawakoi), dan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI).
Peserta yang hadir terdiri dari beberapa komponen masyarakat yakni pemerintah, organisasi keagamaan, organisasi masyarakat, organisasi profesi, akademisi, LSM, pers, dan yang tidak kalah penting adalah orang dengan gangguan jiwa beserta keluarganya, serta masyarakat umum yang peduli terhadap kesehatan jiwa.
Skizofrenia adalah penyakit kelainan otak yang menyebabkan gangguan jiwa, sehingga si penderita dapat menjadi beban baik bagi dirinya sendiri maupun keluarga serta lingkungan sekitar penderita. Sayangnya, orang dengan Skizofrenia (ODS) seringkali disalahartikan sebagai ganggun nonmedis (misalnya dianggap gila atau disantet), sehingga selalu dikaitkan dengan mitos.
Maka, untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap skizofrenia, melalui kegiatan ini turut dijalin kerjasama dengan berbagai pihak termasuk dengan para pemangku kepentingan (stakeholder), antara lain melalui penyelenggaraan workshop, kompetisi jurnalistik, bakti sosial, dan kegiatan lainnya yang terkait dengan edukasi masyarakat. Kerjasama itu untuk kemudian bisa diadakan lebih banyak riset di Indonesia.
Sebelumnya acara dimulai, para peserta yang hadir pun turut menandatangani papan seruan nasional untuk ODS, hampir seribu orang telah memenuhi papan seruan tersebut. Tidak lupa pemerintah memberikan apresiasinya berupa piagam dan piala kepada sembilan orang petugas kesehatan dari seluruh daerah di Indonesia yang kepeduliannya terhadap ODS dinilai menginspirasi masyarakat.
Di akhir acara, Menkes bersama perwakilan dari enam agama yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), dan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) menandatangani sertifikat seruan nasional stop stigma dan diskriminasi terhadap ODS. Selain medis dan berbagai jenis terapi, agama juga merupakan salah satu jalan kesembuhan bagi ODS.
Acara pembukaan oleh Menteri Kesehatan, Nafiah Mboi dilakukan di Ballroom Kempinski Hotel sekitar pukul 19.30 WIB. Kemudian para peserta dibagi beberapa kelompok untuk bersama-sama berjalan menuju Monumen Selamat Datang Bundaran HI sekitar pukul 20.45 WIB.
Ratusan peserta membentangkan spanduk-spanduk berisi dukungan terhadap ODS, sambil menyalakan lampu berbentuk lilin yang sebelumnya telah dibagikan panitia.
Acara HKJS 2014 ini turut dimeriahkan aksi flash mob dance, di mana puluhan orang penari menari serempak dengan iringan musik remix bergenre hiphop dan RnB. Irama musik yang terdengar nge-beat itu, pada akhirnya membuat para peserta ikut bergabung dengan dancer dan menari di sekeliling air mancur Monumen Selamat Datang tersebut sampai sekitar pukul 22.00 WIB.
Artikel tentang Skizofrenia dapat Anda baca di:
- Studi: Faktor Genetik Skizofrenia Beragam
- Skizofrenia Bukan Gila
- Film Layar Jiwa: Peduli Penderita Masalah Kesehatan Jiwa
- Penerjemah Isyarat di Memorial Mandela Masuk RSJ
Editor : Bayu Probo
Hizbullah Mengatakan Telah Tanggapi Usulan Gencatan Senjata ...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Dalam pidato ketiganya sebagai pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, mengatakan p...