Pemerintah Enggan Sebut Negara Asal Impor Daging Sapi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong mengatakan kebutuhan daging sapi dipasok dari peternak lokal dan juga dari peternak luar negeri seperti Australia. Namun dia enggan menyebutkan dari negara mana saja Indonesia mengimpor daging sapi selain dari Australia.
“Saya enggak mau menyebut dulu negara mana yang persisnya, tapi kita harus perluas sumber-sumber pasokan supaya kita mengurangi ketergantungan dari pemasok yang tunggal atau hanya dua. Posisi tawar kita jadi lemah kalau kita hanya ketergantungan dengan satu dua pemasok saja,” kata Tom Lembong menjawab pertanyaan satuharapan.com di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, hari jumat (10/6).
"Ya biasa, ada dari pemasok-pemasok tradisional, tentunya dari Australia banyak. Tapi saat ini lagi diupayakan supaya lebih banyak sumber," katanya.
Meski Mendag belum mau menyampaikan dari negara mana saja Indonesia mengimpor daging sapi, namun ia menjamin daging sapi yang diimpor tetap higienis dan bebas dari penyakit.
"Tentunya harus sesuai peraturan, karantina, dan penyakit, dan sebagainya ya. Tapi selama higienis terjaga kenapa tidak (impor dari negara lainnya). Kita memang harus berubah dari kebiasaan-kebiasaan lama yang hanya selalu dari satu-dua tempat saja," dia menambahkan.
"Jangan cuman satu atau dua negara saja tapi kalau bisa diperlebar. Sebetulnya kalau banyak negara kan perdagangan lebih sehat dan lebih banyak persaingan, banyak kompetisi dan ya daging is daging, dari manapun juga negara asalnya daging sapi sama saja," lanjutnya.
Lebih lanjut Mendag mengakui kebutuhan stok pangan masih tetap aman selama Ramadan hingga Idul Fitri bulan depan.
"Jadi kalau stok pangan kami nilai tetap aman tetap mencukupi, cuman kan sebetulnya kita mau stok sedikit melampaui, melebihi supaya harga bisa turun. Karena itu yang sementara ini masih kita tangani," kata dia.
Rp 120.000 Per kilogram
Pemerintah telah mengeluarkan izin impor daging sapi puluhan ribu ton, termasuk 10.000 ton kepada Bulog, yang sampai 6 Juni 2016 realisasinya baru mencapai 1.800 ton. Selain itu ada penugasan kepada Berdikari 5.000 ton, namun realisasinya masih belum dimulai.
Izin impor ini guna menekan harga daging sapi yang melonjak sampai Rp 120.000/kg dan memenuhi arahan Presiden Joko Widodo agar harga di tingkat konsumen sebesar Rp 80.000/kg.
Dengan pemberian izin impor beribu-ribu ton daging sapi itu, Mendag meyakini akan dapat dengan pesat meningkatkan pasok daging sapi dalam minggu-minggu berikutnya.
Hari ini Mendag memantau harga daging sapi dan kebutuhan pokok lainnya dengan mengunjungi Pasar Rawamangun dan Pasar Kramat Jati di Jakarta Timur. Dikedua pasar tersebut harga daging sapi masih berkisaran Rp 120.000/kg.
Sementara di lokasi yang sama Perusahaan Daerah Pasar Jaya melakukan operasi pasar (OP) dengan menjual daging sapi paha belakang Rp 89.000/kg, daging sapi paha depan Rp 85.000/kg, dan daging sapi FQ (SOP) Rp 78.000/kg.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...