Pemerintah Gelar Operasi Pasar Guna Antisipasi Lonjakan Harga Beras
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah mulai menggelar Operasi Pasar (OP) khusus beras guna mengantisipasi kenaikan harga beras menjelang bulan puasa dan lebaran dalam siaran pers yang disampaikan Kementerian Perdagangan. Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, memantau harga dan stok beras pada hari Rabu (3/7) di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur.
Gita Wirjawan mengatakan bahwa beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat Indonesia harus dijaga kestabilan harga dan pasokannya. “Jika harga beras mengalami kenaikan biasanya akan menimbulkan kenaikan harga komoditas bahan pangan pokok lainnya. Untuk itu, kami akan ambil langkah antisipatif dan terus memonitor pergerakan harganya.”
Kenaikan harga beberapa bahan kebutuhan pokok belakangan ini disebabkan beberapa faktor, antara lain dampak dari penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM), dan kenaikan permintaan menjelang bulan puasa dan lebaran. Di tingkat nasional, harga beras cenderung meningkat. Berdasarkan laporan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) di seluruh Indonesia, harga beras kualitas medium per 2 Juli 2013 tercatat sebesar 8400 Rupiah per kilo atau naik 1,20 persen dibanding harga pada 21 Juni 2013 sebelum penyesuaian harga BBM.
Sebagai salah satu barometer harga beras, PIBC mendapat pasokan beras, dalam kondisi
normal, rata-rata per hari mencapai kurang lebih 2500 ssampai 3000 ton. Selama dua hari pertama sejak penyesuaian harga BBM, pasokan beras ke PIBC masih relatif stabil, namun mulai hari ke-3 setelah kenaikan harga BBM, pasokan turun signifikan menjadi 1500 ton per hari.
“Penyebab turunnya pasokan adalah panen kedua yang jatuh pada akhir Juni sampai dengan Agustus belum dilakukan secara merata. Selain itu, stok di sentra-sentra produksi jumlahnya juga masih terbatas.”
Harga di tingkat pedagang grosir di PIBC pada 21 Juni 2013 untuk kualitas medium IR 64-II naik dari 7900 Rupiah per kilo menjadi 8100 Rupiah per kilo atau naik 2,53 persen. Untuk kualitas IR 64-III naik 2,47 persen dari 7300 Rupiah per kilo menjadi 7500 Rupiah per kilo.
Dalam rangka menekan dan mengupayakan harga tidak terus mengalami kenaikan menjelang bulan puasa dan lebaran, Kementerian Perdagangan menginstruksikan Perum Bulog menambah suplai sebanyak-banyaknya ke pasar melalui Operasi Pasar beras. Volume beras yang disuplai Perum Bulog melalui OP di PIBC mencapai 200 ton. Beras tersebut dijual dengan harga maksimal 7100 Rupiah per kilo.
“Ini adalah Operasi Pasar perdana, tapi tentunya akan menyusul dilakukan di daerah-daerah lainnya di luar Jakarta, terutama daerah yang mengalami kenaikan harga beras yang cukup signifikan. Kami berharap penambahan suplai ini dapat mengembalikan kestabilan harga beras di tingkat nasional.”
Khusus untuk DKI Jakarta, kegiatan OP akan dilakukan di lima titik wilayah DKI Jakarta secara serentak di bawah koordinasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) DKI. Dalam waktu dekat, OP akan dilaksanakan di Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang. Perum Bulog melalui Divre atau Sub Divre juga akan berpartisipasi dalam pasar murah yang dikoordinasi Dinas Perindag di seluruh Indonesia.
Pemerintah berjanji akan mengambil langkah-langkah antisipatif agar kenaikan harga tidak berlangsung secara terus menerus.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...