Pemerintah Lebanon Gagal Kelola Sampah, Warga Unjuk Rasa
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM – Sedikitnya 20 orang terluka pada Minggu (23/8) di Beirut pada hari kedua bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa yang marah terkait kegagalan Pemerintah Lebanon membersihkan sampah dari jalanan, menurut keterangan tim medis.
Sekitar 200 pemuda, yang beberapa di antaranya mengenakan syal dan masker untuk menutupi wajah, melempar batu dan botol berisi pasir ke arah polisi serta berusaha meruntuhkan barikade keamanan.
Mereka juga membakar sebuah motor dan berusaha mendirikan barikade mereka sendiri menggunakan meja dan kayu.
Polisi membalas dengan menembakkan meriam air dan gas air mata.
Beberapa pengunjuk rasa menderita akibat menghirup asap dan dibawa menggunakan ambulans untuk mendapatkan pengobatan.
Seorang petugas dari Palang Merah Lebanon mengatakan bahwa 20 pengunjuk rasa terluka, termasuk 13 orang yang dirawat di rumah sakit.
Beberapa tembakan terdengar di Beirut tengah, di dekat kantor perdana menteri, tempat ribuan orang melakukan unjuk rasa secara damai selama hari itu sebelum kekerasan terjadi.
Gerakan “You Stink” yang menggelar aksi tersebut menekankan mereka menentang kekerasan dan menjauhkan diri untuk tidak menyerang pasukan keamanan.
Para pengunjuk rasa meneriakkan “Turunkan rezim” dan “Kebebasan”, slogan-slogan dari pemberontakan Arab Spring yang menggulingkan beberapa pemerintahan di kawasan tersebut.
PM Lebanon akan ‘Temui’ Pengunjuk Rasa di Beirut
Perdana Menteri Lebanon, Minggu mengatakan dia siap untuk bertemu dengan para anggota gerakan yang memprotes krisis sampah negara, dan mengakui pemerintah telah menggunakan “kekuatan yang berlebihan” dalam mengatasi para demonstran.
Dalam konferensi persnya, Perdana Menteri Tammam Salam mengatakan bahwa dia berada “di pihak masyarakat dan ada bersama warga.”
Mengatasi pemrotes, dia mengatakan, "Akan menemui warga sipil. Saya siap untuk mendengarkan dan duduk bersama Anda.”
Dia juga berjanji akan menyeret mereka yang “bertanggung jawab” menggunakan “kekuatan berlebihan terhadap warga sipil serta terhadap masyarakat.”
“Kami tidak bisa membiarkan kejadian kemarin lewat begitu saja tanpa ada pertanggungjawaban dan tindakan,” ujar Salam, yang menambahkan bahwa badan keamanan “akan bertanggung jawab.”
Pada Sabtu malam, pengunjuk rasa di dekat gedung pemerintah bentrok dengan pasukan keamanan yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara, menggunakan gas air mata, meriam air, dan senapan untuk membubarkan mereka.
Demonstran yang marah mengunggah video serta foto ke media sosial, menggambarkan pasukan keamanan melepaskan tembakan ke udara dan memukul pengunjuk rasa.
Protes yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir tersebut menyerukan solusi komprehensif untuk krisis sampah di Lebanon, ketika tumpukan sampah makin menggunung di Beirut serta di tempat lain karena Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terbesar di negara itu ditutup pada 17 Juli. (AFP)
Editor : Bayu Probo
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...