Pemerintah Optimistis Tebusan Amnesti Pajak Tembus Rp 100 T
Pramono mengaku pencapaian penerimaan uang tebusan program amnesti pajak pada periode pertama tersebut menunjukkan Indonesia menjadi negara yang paling sukses dibandingkan berbagai negara di dunia.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, mengatakan Pemerintah optimistis pembayaran tebusan program tax amnesty periode pertama tembus hingga Rp 100 triliun lebih.
Hal itu dikatakan Pramono di kantor Presiden, Jakarta, hari Jumat (30/9), menanggapi pertanyaan wartawan terkait berakhirnya periode pertama program tax amnesty hari ini.
"Seperti kita ketahui bersama bahwa pada hari ini (Jumat, 30/9) adalah periode pertama tax amnesty yang berakhir pada 30 September. Dan alhamdulilah kalau lihat hasil yang ada terus terang melebihi ekspektasi atau harapan karena ini baru periode pertama, masih ada periode kedua dan ketiga," kata Pramono.
"Jadi per hari ini kita mendapatkan data - kebetulan saking banyaknya yang membayar hari ini - yang mendeclare pajaknya itu sampai servernya itu hang. Jadi kita tidak bisa mengetahui seberapa yang terjadi pada real time pada saat ini. Tetapi tadi pagi sudah Rp 95,6 triliun tebusannya. Dan kami meyakini kalau melihat trend kemarin harusnya pada hari ini sudah tembus di atas Rp 100 triliun untuk tebusannya," dia menambahkan.
Sementara itu untuk deklarasi harta, dana repatriasi dan sebagainya, Pramono meyakini akan mencapai lebih dari Rp 3.500 triliun.
"Angka yang tercatat memang baru Rp 3.300 triliun, tapi kami meyakini karena ini hang, mudah-murahan bisa melewati angka lebih dari Rp 3.500 triliun," kata Pramono.
Timbulkan Kepercayaan
Pramono mengatakan keberhasilan program tax amensty periode pertama tidak lepas dari peran Presiden Joko Widodo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan para petugas pajak yang menimbulkan kepercayaan kepada masyarakat untuk ikut program tax amnesty.
"Kenapa ini berhasil? menurut kami karena yang pertama, Presiden memimpin secara langsung program tax amnesty ini, baik sosialisasi maupun ke lapangan dan sebagainya sehingga inilah menimbulkan kepercayaan yang ada dalam masyarakat," katanya.
Dan yang kedua, lanjut Pramono, tentunya kerja dari menteri keuangan dan timnya sangat kredibel, solid. Kemudian yang ketiga, karena petugas pajak yang kerja sangat maksimal.
"Karena faktor tiga ini menimbulkan adanya trust, kepercayaan dari dunia usaha dan juga para wajib pajak sehingga mereka yang belum menjadi wajib pajak menjadi wajib pajak baru. Kemudian yang sudah menyimpan hartanya di luar negeri maupun di dalam negeri saat ini dideklarasikan," kata Pramono.
Pramono mengaku pencapaian penerimaan uang tebusan program amnesti pajak pada periode pertama tersebut menunjukkan Indonesia menjadi negara yang paling sukses dibandingkan berbagai negara di dunia.
"Jadi kalau melihat angka ini maka ini menunjukkan sekarang kita memang nomor satu di dunia di mana saja, baik untuk repatriasi, baik untuk deklarasi, baik termasuk percentage (persentase) untuk GDP (gross domestic product/produk domestik bruto) dan akan tetap kita pantau hari ini," kata Pramono.
Lebih lanjut Pramono mengatakan untuk periode kedua penerimaan pajak dari program tax amnesty akan mengalami kenaikan secara persentase. Hal itu diyakini Pramono berdasarkan pencapaian yang diperoleh pada periode pertama.
"Kalau tahap kedua, dengan pengalaman yang ada, pasti kami meyakini akan lebih baik. Hanya memang ditahap kedua ada kenaikan percentage," kata Pramono.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...