Pemerintah Siap Jaga Transisi dan Demokrasi
• Menjaga hingga pelantikan presiden
• Pengamanan pindah ke TNI
• Contoh bagi pilkada
• Terima kasih media
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Djoko Suyanto menyampaikan pihaknya akan tetap menjaga proses transisi pemerintahan dan demokrasi.
Djoko Suyanto menyatakan, Presiden telah memberi tugas pada Menko Polhukam agar penjagaan proses demokrasi tidak berhenti sampai penetapan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) saja, melainkan hingga pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
"Tugas dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjaga proses demokrasi tidak berhenti hingga penetapan Mahkamah Konstitusi saja, tapi sampai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019 mendatang," ucap Djoko Suyanto, dalam jumpa pers di Media Center Menko Polhukam, Jakarta, Jumat (22/8).
"Sebagai aparat negara, kami akan turut mendukung proses transisi pemerintahan agar berlangsung dengan baik," Kemenko Polhukam menambahkan.
Selain Djoko Suyanto, jumpa pers juga dihadiri Panglima TNI Moeldoko, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi, Kepala Polri Sutarman, dan Kepala Badan Intelejen Negara Letnan Jendral TNI Marchiano Norman.
Putusan MK dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) kemarin, Kamis (21/8), lanjut Djoko Suyanto, menunjukkan adanya peningkatan kehidupan demokrasi di Indonesia.
"Terlepas dari masalah yang ada, itu adalah evaluasi bagi seluruh jajaran," tutur dia.
Djoko Suyanto juga menyampaikan pasca-putusan MK, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan TNI tetap dalam kewaspadaan, meskipun statusnya mungkin diturunkan.
"Polri dan TNI polri tetap dalam posisi waspada, tapi tingkatnya tergantung kewenangan masing-masing pihak nanti. Melihat keadaan hari ini, statusnya mungkin sudah diturunkan, tapi tidak akan dicabut," kata dia.
Jumlah Korban Demo
Kapolri Sutarman pada gilirannya menyampaikan data jumlah korban luka-luka dalam aksi demonstrasi yang berlangsung kemarin, Kamis (21/8).
"Jumlah korban luka-luka ada 46 orang, mereka mengalami luka ringan akibat serangan gas air mata. Dari jumlah tersebut, kini tersisa tiga orang dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta. Diharapkan tidak ada luka serius," ungkap Kapolri.
Menurut Sutarman, petugas hanya mengeluarkan gas air mata saat menghadapi demonstran kemarin. Jadi mengenai berita pihaknya mengeluarkan peluru karet itu tidak benar.
"Pihak kepolisian tidak ada melepaskan peluru karet, hanya gas air mata. Untuk korban luka-luka di pihak kepolisian ada dua," tutur dia.
Menanggapi hal tersebut, Djoko Suyanto mengatakan tindakan itu dilakukan akibat demonstran yang tidak tertib dan mencoba menembus pagar pihak kepolisian.
"Saya tidak khawatir bila jumlah demonstran sampai 1.000 orang, yang penting mereka tertib. Tapi kalau 50 orang saja sudah mendorong, itu yang kami tindak," ucap Menko Polhukam.
Pengamanan ke TNI
Panglima TNI Moeldoko menginformasikan bahwa siang ini, Jumat (22/8), Komisi Pemilihan Umum akan menyerahkan pengamanan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla kepada TNI.
"Mulai hari ini, KPU akan menyerahkan pengamanan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia terpilih dari pihak kepolisian pada TNI," ujar dia.
"Pengamanan yang akan diberikan berupa tujuh kendaraan, tiga motoris, dan 39 personil," Moeldoko menambahkan.
Contoh bagi Pilkada
Sedangkan Mendagri, Gamawan Fauzi berharap agar proses Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 dapat menjadi contoh bagi penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) di tahun mendatang.
"Pilpres telah berjalan dengan baik, artinya ada tanda-tanda penambahan kualitas. Di tahun 2015 kita akan menyambut pilkada di beberapa daerah. Oleh karena itu, diharapkan pilkada nanti dapat mengambil contoh pada Pilpres 2014 ini, dari manfaat dan pelajaran yang baik," kata Gamawan.
Terima Kasih Media
Pada akhir jumpa pers yang berlangsung sejak pukul 10.30 WIB, Djoko Suyanto mengucapkan terima kasih pada rekan-rekan media, atas pemberitaan yang telah disampaikan pada masyarakat selama ini.
"Terima kasih pada rekan media telah mengajak masyarakat untuk menghindari tindakan provokasi. Sekarang saatnya kita bersatu, media mampu kembali menyajikan berita yang lebih bermanfaat bagi masyarakat," tutup Djoko Suyanto.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...