Pemerintah Tetap Upayakan Turunkan Harga Daging Sapi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag), Srie Agustina, mengatakan pemerintah tetap mengupayakan menurunkan harga daging sapi di pasaran bisa mencapai target yang diharapkan Presiden Joko Widodo agar harga di tingkat konsumen sebesar Rp 80.000/kg.
Meskipun pengusaha industri peternakan meminta harga daging sapi minimal Rp 100.000/kg, namun Kemendag belum merespons permintaan tersebut, karena harga daging bisa ditekan hingga Rp 80.000/kg dengan diadakan Operasi Pasar.
“Intinya kita berupaya menurunkan (harga daging sapi) sesuai dengan target yang dikatakan Presiden, apapun coba kita lakukan. Nanti kita lihat saja perkembangannya yang penting kita upayakan,” kata Srie kepada satuharapan.com di kantor Kemendag, Jakarta, hari Rabu (15/6).
“Yang jelas kita berupaya, pokoknya Presiden katakan demikian, daging itu kan beragam-ragam jenisnya. Jenis yang mana gitu,” dia menambahkan.
Bisa Ditekan Hingga Rp 100.000
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan, Juan Permata Adoe, mengatakan harga daging sapi paling mentok dapat ditekan hingga Rp 100.000 per kilogram. Hal itu dimungkinkan jikalau pemerintah membuka impor untuk semua jenis sapi dari berbagai negara manapun.
“Kita semua pengusaha di industri feedlot (pengemukan sapi), per hari ini kita tertekan karena kita melihat kemungkinan harga daging segar bisa mencapai Rp 80.000. Paling bisa kalau pemerintah (mau) juga membuka semua jenis sapi dari negara manapun masuk ke Indonesia, lalu kita bisa menekan paling mentok Rp 100.000 per kilogram,” kata Juan di Thamrin City, Jakarta, hari Selasa (14/6).
Juan merincikan hitungan per kilo sapi hidup per hari ini (14/6) sebesar US$ 3 per kilo sapi hidup, dengan kurs Rp 13.000-Rp 13.500 harga daging di pasaran bisa mencapai Rp 106.000-Rp 107.000.
Dia mengatakan, hitungan US$ 3 per kilo sapi hidup itu kemudian ditambah biaya masuk 5 persen dan PPH 2,5 persen. Kemudian dijumlahkan dan ditambah ongkos angkut dari pelabuhan masuk ke feedlot masing-masing, totalnya jatuhnya itu hampir sekitar Rp 42.000-Rp 42.500.
“Umumnya per hari ini dijual dengan Rp 43.000-Rp 43.500 per kilo sapi hidup yang sudah digemukan. Rp 43.500 rumusnya kalau masuk Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dikali dua. Jadi sekitar Rp 87.000 karkas,” katanya.
“Kalau karkas masih ada tulangnya, nah tulangnya diturunin nih. Turunin apa segala macam, dia tinggal daging. Nah daging itu kira-kira selisihnya Rp 20.000. Rp 87.000 ditambah Rp 20.000 karena setiap pedagang ngambil selisihnya untuk biaya-biayanya dia Rp 20.000.”
“Pedagang lapak untungnya cuma Rp 5.000. Nah itu jadi sekitar Rp 106.000-Rp 107.000 per kilo hidup yang beredar di bawah. Nah tinggal dipisahin mana yang paha belakang, mana yang mahal-mahal, yang murah,” katanya.
Dari Rp 106.000 itu kata dia, ditambah ongkos oleh pedagang pasar jadinya berkembang sampai Rp 115.000-Rp 120.000.
“Itu bagian daging itu adalah bagian daging rendang yang paling enak. Nah umumnya dipakai patokan itu, tapi harganya di pasaran Rp 120.000,” katanya.
Editor : Eben E. Siadari
Muslim Syiah Lebanon Membayar Harga Mahal untuk Perang Israe...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Warga sipil Lebanon yang paling hancur oleh perang Israel-Hizbullah adalah M...