Pemerintah Tunisia tetapkan Ansar Al-Sharia Sebagai Kelompok Teroris
TUNUSIA, SATUHARPAN.COM – Pemerintah Tunisia telah menetapkan gerakan kelompok garis keras Salafi, Ansar al-Sharia, sebagai "kelompok teroris", dan dipersalahkan dalam pembunuhan terhadap dua politisi sekuler.
Perdana Menteri Tunisia, Ali Larayedh, mengatakan bahwa pihaknya memiliki bukti tentang keterlibatan mereka pada pembunuhan terhadap Chokri Belaid dan Mohamed Brahmi, yang menyeret Tunisa dalam kekacauan politik. "Siapa pun yang berada di dalam kasus itu harus menghadapi konsekuensi hukum," kata dia hari Selaasa (27/8).
Ansar al-Sharia, adalah kelompok yang terbentuk setelah revolusi 2011, dan berusaha untuk menerapkan hukum Syariah Islam di seluruh Tunisia.
Larayedh juga mengatakan bahwa kelompok itu mendukung sebuah sel jihad bersenjata yang diburu tentara Tunisia selama berbulan-bulan di daerah terpencil di wilayah Gunung Chaambi, di sepanjang perbatasan dengan Aljazair.
Tentara Tunisia melancarkan serangan di wilayah itu bulan lalu setelah delapan tentara disergap dan dibunuh oleh orang bersenjata yang dicurigai memiliki hubungan dengan al-Qaeda.
"Kami telah menemukan bukti bahwa kelompok Ansar bertanggung jawab atas pembunuhan Chokri Belaid dan Mohammed Brahmi dan serangan di Gunung Chaambi," kata PM Larayedh.
Penghubung dengan AQIM
Dia mengatakan bahwa Ansar al-Sharia adalah penghubung dengan AQIM (Al-Qaeda di Maghreb Islam). Dan dia berjanji Tunisia akan melawan kelompok ini apapun risikonya. "Organisasi ini terlibat dalam operasi teroris di Tunisia," kata Larayedh.
Dia menyebutkan organisasi tersebut bertanggung jawab dalam jaringan penyimpanan senjata, merencanakan pembunuhan, dan serangan terhadap pos-pos keamanan dan militer.
PM Tunisia menyebutkan bahwa pemimpin Ansar, Seif Allah Ibn Hussein, yang juga dikenal sebagai Abu Iyadh, sekarang sedang bersembunyi setelah surat perintah penangkapan dikeluarkan atas tuduhan menghasut serangan terhadap kedutaan besar Amerika Serikat di Tunis pada September 2012. Insiden itu menewaskan empat orang.
Anggota Ansar al-Sharia bentrok dengan pasukan keamanan pada bulan Mei lalu setelah pihak berwenang melarang kelompok itu menyelenggarakan kongres tahunan yang juga disebut diselenggarakan untuk "menghasut kekerasan terhadap lembaga negara".
Pembunuhan Chokri Belaid dan Mohammed Brahmi menyeret Tunisia ke dalam krisis politik. Ennahda, partai Islam moderat terpilih setelah penggulingan Presiden Zine el-Abidine Ben Ali pada Januari 2011. Namun dia dituduh oleh lawan-lawannya gagal untuk mengendalikan kelompok Islam radikal di negeri itu.
Sejak berkuasa, partai ini menghadapi kerusuhan yang terus berkembang, terutama di kalangan pemuda, karena ekonominya goyah dan gerakan Islam radikal yang terus meningkat. Ennahda yang memimpin koalisi menghadapi protes jalanan massal setelah tanggal 25 Juli di mana terjadi pembunuhan terhadap Mohammed Brahmi, pemimpin partai sayap kiri. Pada bulan Februari, pemerintah yang dipimpin oleh Islam Hamadi Jebali dijatuhkan setelah tokoh pemimpin oposisi sekuler Chokri Belaid juga dibunuh. Polisi kemudian menyebutkan bahwa dua orang tewas oleh senjata yang sama. (ahram.org.eg / bbc.co.uk)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...