Pemilik Akun Twitter NIIS Ternyata Orang India
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM - Akun twitter propoganda Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) yang paling banyak di-follow oleh para aktivis medsos berbahasa Inggris adalah @ShamiWitness. Akun ini gencar dan teratur mengungkap berbagai perkembangan gerakan NIIS termasuk dengan mengunggah foto-foto serta melancarkan anjuran untuk turut berjihad.
Ternyata di balik kampanye yang dilancarkan secara gencar dan anjuran untuk berjihad ke medan perang Irak dan Suriah yang terus-menerus, pemilik akun itu sendiri tidak benar-benar berada di Irak atau Suriah. Pemilik akun tersebut justru tetap berada di Bengalore, India, tempat dia bermukim, hidup tenang dengan keluarganya.
Televisi Inggris, Channel 4, mengungkapkan hal itu melalui serangkaian investigasi yang membawa mereka pada penemuan bahwa pemilik akun itu bukan seorang tentara bersenjata melainkan seorang eksekutif berkebangsaan India yang menikmati hidup nyaman dengan keluarganya.
Penelusuran Channel 4 tentang siapa pemilik akun @ShamiWitness, berujung pada satu nama, yakni Mehdi. Nama Mehdi muncul setelah saluran televisi itu mencoba mengikuti jejak akun twitter @ShamiWitnees dengan menelisik nama akun twitter yang dia pergunakan sebelumnya.
Dari penelusuran itu, Channel 4 kemudian membandingkannya dengan medsos lainnya yaitu Facebook. Dari sana mereka akhirnya menemukan sejumlah foto yang menggambarkan si pemilik akun. Penampilannya rapi dan berada pada lokasi yang jauh dari medan perang Timur Tengah.
Sebagaimana dilaporkan oleh New York Times, hari ini, Sabtu (13/12), Channel 4 kemudian menghubungi Mehdi, si pemilik akun dan mengakui bahwa dialah yang berada di balik akun yang gencar mempromosikan NIIS tersebut. Channel 4 memilih tidak mengungkap nama lengkap Mehdi, berdasarkan permintaan Mehdi sendiri, yang mengkhawatirkan keamanan dirinya.
Ketika Channel 4 menanyakan kepada Mehdi melalui wawancara telepon, apakah ia mendukung NIIS dengan segala metodenya, termasuk dengan eskekusi massal dan pemenggalan kepala serta berbagai penyiksaan lainnya, Mehdi mengatakan menyetujui sebagian besar metode tersebut.
Mehdi mengatakan ia sesungguhnya ingin bergabung dengan sukarelawan di Irak dan Suriah tetapi ia mengurungkan niatnya dengan alasan keluarga. "Keluarga saya membutuhkan saya di sini. Kedua orang tua saya sangat bergantung pada saya," kata dia.
Jumat pagi, akun @ShamiWitness sudah dideaktivasi dan akun Facebooknya pun sudah lenyap dari mesin pencarian.
Dianggap Remeh oleh Orang Arab
Terungkapnya nama Mehdi dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang peran sukarelawan pendukung NIIS di kancah global dalam menyampaikan pesan-pesan NIIS. NIIS mendedikasikan sumberdaya cukup besar untuk kampanye medsos dengan secara teratur melansir laporan foto, pesan audio dan video berkualitas profesional yang diusahakan menggambarkan kemuliaan aktivitas mereka.
Jejaring informal kelompok ini, menurut para pengamat sangat penting untuk diamati. Jejaring informal ini sangat mungkin tidak memiliki hubungan resmi dengan NIIS, namun mereka memperluas jangkauan NIIS.
Vikram Sood, mantan pejabat intelijen India, mengatakan kaum Muslim India sebenarnya sudah bergabung dengan kelompok-kelompok jihad dalam beberapa dekade. Namun, peranan mereka umumnya di level rendah atau menengah karena sering direndahkan oleh pemimpin Muslim berlatarbelakang Arab.
"Muslim India tidak terlalu dipandang oleh kelompok Arab," kata Sood. Meskipun demikian, Sood tidak terkejut bila NIIS menggunakan jasa seorang profesional TI dari Bengalore, kota pusat industri TI India.
"Hanya mereka yang memiliki peralatan dan kecanggihan untuk melakukan ini," kata dia.
Sampai sejauh ini belum diketahui sejauh mana peran orang seperti Mehdi di luar dunia maya dalam membantu gerakan NIIS. Menurut investigasi Channel 4, Mehdi telah berhubungan dengan sejumlah Muslim Inggris sebelum mereka bergabung dengan NIIS di Irak dan Suriah. Namun, Mehdi membantah ikut berperan dalam pengambilan keputusan orang-orang tersebut bergabung dengan NIIS.
Peter Neumann, direktur The International Center for the Study of Radicalization pada King College, London, mengatakan suara dunia maya seperti yang dipancarkan @ShamiWitness berperan sebagai cheerleaders, yang didengarkan dan diikuti para jihadis untuk memantau peristiwa-peristiwa.
"Dia hanya melakukan pembenaran dan memberikan penjelasan NIIS itu apa sehingga banyak orang yang sedang berpikir untuk bergabung dengan NIIS dapat menemukan argumen dan informasi untuk membenarkan dan melegitimasi pilihannya," kata Neumann.
Ketika dalam wawancara Mehdi ditanya, apakah setuju dengan pemenggalan kepala yang dilakukan oleh NIIS, ia mengatakan hal itu ada pada ayat-ayat Islam yang paling penting.
"Saya tidak berpikir bahwa setiap Muslim yang saleh akan berkata akan menentang pemenggalan kepala," kata Mehdi.
Ketika kemudian ia ditanya lagi, apakah dia seorang Muslim yang saleh, Mehdi menjawab, "Saya mencoba, tapi saya tidak yakin apakah saya Muslim yang saleh."
Pihak kepolisian India mengatakan mereka sedang melakukan investigasi atas pemilik akun twitter itu.
Editor : Eben Ezer Siadari
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...