Pemilu 2014: IPNU Imbau Para Pemilih Tidak Terpukau Calon Pemimpin Yang Mendadak Dekat dengan Rakyat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU), Khairul Anam mengimbau masyarakat agar jangan terlalu tergoda kepada calon pemimpin yang mendadak akrab dan rukun dengan masyarakat pada Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif dan presiden pada 2014 ini. Hal ini dia kemukakan saat ditemui satuharapan.com pada Minggu (23/3) di Gedung Bulutangkis Gelora Bung Karno, Jakarta.
Masyarakat saat ini kadang dibuat bingung dengan penampilan para tokoh-tokoh yang mendadak peduli dan dekat dengan mereka.
"Entah karena mereka memang benar-benar ingin memperjuangkan aspirasi masyarakat atau sekadar ikut serta meramaikan pesta demokrasi, wallahu alam, kata Khairul Anam kepada satuharapan.com.
Masyarakat Indonesia harus memilih calon anggota legislatif dan calon presiden yang tidak pernah tersandung masalah korupsi dan berkomitmen untuk siap memberantas korupsi, lanjut Khairul Anam.
Khairul Anam menilai wajar apabila ada perubahan sikap, seseorang yang dahulu aktif di kepemudaan kemudian tergoda untuk menyalahgunakaan kekuasaan saat dia berada pada puncak kekuasaan.
Saya lihat memang banyak yang seperti itu, karena ada beberapa pemuda yang setelah menduduki posisi puncak kekuasaan mereka khilaf, kita sayangkan iya, dan saat kita kritisi, lanjut Anam.
Kekhilafan saat memegang tampuk kekuasaan sebenarnya sama dengan iman, kekhilafan atau lupa diri saat menerima jabatan tinggi itu sebuah hal yang manusiawi, akan tetapi jangan sampai terus-menerus.
Khairul mengatakan IPNU mendorong adanya education voters, agar para pemilih (voters) saat memilih (vote) tidak termakan janji-janji para calon pemimpin atau wakil rakyat.
Karena kalau para pemilih mudah tergoda oleh bujuk rayu dan janji apalagi uang maka dikhawatirkan suara mereka dititipkan ke wakil rakyat yang tidak benar, tutup Khairul Anam.
PP IPNU tidak ketinggalan mengimbau masyarakat harus berpartisipasi dan selektif dalam memilih calon legislatif dan presiden nantinya.
Sejak berdiri pada 24 Februari 1954 IPNU merupakan kependekan dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, dalam perkembangannya IPNU sempat berganti nama pada salah satu kongresnya di Jombang 1988 menjadi Ikatan Putera Nahdlatul Ulama karena harus menyesuaikan diri dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang keorganisasi masyarakatan (Ormas), yang melarang adanya organisasi pelajar di sekolah, selain Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Namun setelah Orde Baru tumbang, pada saat kongres ke-14 di Surabaya pada tanggal 18-22 Juni 2003, kepanjangan IPNU kembali seperti semula yakni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama.
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...