Pemilu 2014, Lurah Susan: Calon Wakil Rakyat Harus Tahu Aspirasi Rakyat

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Lurah Lenteng Agung Jakarta Selatan, Susan Jasmine Zulkifli, berpendapat bahwa setiap calon legislatif yang akan bertarung pada pemilihan umum (Pemillu) mendatang harus tahu aspirasi rakyat dan apa yang dibutuhkan oleh rakyat.

“Ini waktunya caleg harus mendengar kebutuhan rakyat,” kata dia kepada satuharapan.com saat ditemui di kantornya usai meninjau Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) oleh ibu-ibu PKK, Jumat (7/3). “Karena mereka ditempatkan di DPR itu untuk mewakili rakyat, jadi mereka itu harus peduli dengan rakyat.”

Susan juga memberi contoh tentang para legislatif yang aktif membantu dan turun langsung membantu korban bencana alam yang dialami Indonesia selama beberapa bulan belakangan ini. Menurutnya, sudah selayaknya orang-orang yang mengatasnamakan wakil rakyat untuk terjun langsung tanpa harus gencar di media massa agar semua orang tahu.

Kampanye Efektif

Berkaitan dengan kampanye yang akan dimulai pada 16 Maret mendatang, Lurah Susan berpendapat bahwa selain memasang spanduk dan sosialisasi dengan masyarakat, kampanye akan lebih efektif jika para caleg juga membantu warga yang tidak mampu untuk melaksanakan program pemerintah. Misalnya dengan mendata keluarga tidak mampu dan membuatkan kartu keluarga, BPJS, KJS, KJP secara gratis.

“Untuk mengambil hati rakyat, para caleg juga harus punya inovasi lain dalam berkampanye. Yang pasti harus lebih bermanfaat untuk warga tapi bukan dengan politik uang,” kata dia.

Kerja dengan Hati

Sebagai seorang wakil rakyat atau orang yang mengabdikan diri untuk melayani rakyat harus bekerja dengan hati, mencintai pekerjaannya, peduli kepentingan masyarakat, dan tidak ikut-ikutan karena tren saja untuk menjadi caleg.

“Untuk duduk di kursi itu kan rakyat yang pilih. Karena itulah mereka harus tahu bagaimana keadaan dan keinginan rakyat,” jelasnya. Menurutnya, dalam perkembangannya nanti rakyat yang akan menilai sendiri bagaimana wakil rakyat itu bekerja secara maksimal atau tidak.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja