Pemilu Malaysia 2013 Picu Tindak Kekerasan dan Serangan Cyber
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM - Pemilu Malaysia yang akan digelar 5 Mei 2013 memicu peningkatan kekerasan dan kejahatan cyber. Human Right Watch menghimbau kepada partai di Malaysia agar mengendalikan pendukungnya. Polisi Royal Malaysia diminta mampu netral dan mengusut tuntas pendukung partai yang terbukti melakukan kekerasan dan kejahatan cyber.
Dua partai yang terlibat dengan hal ini adalah partai Barisan Nasional dan partai oposisi yang bernama Koalisi Rakyat Pakatan. Direktur Human Rights Watch untuk Asia, Phil Robertson menegaskan bahwa pemimpin politik seharusnya mampu menunjukkan komitmen mereka untuk melakukan pemilu yang demokratis dan bertanggung jawab dengan tindakan yang dilakukan pendukung partai.
Humas Human Rights Watch memaparkan bahwa kekerasan dan serangan cyber mulai meningkat sejak masa kampanye dibuka sejak tanggal 20 April. Kekerasan yang dimaksud adalah aksi pelemparan batu, melempari dengan telur, corat-coret rumah serta kendaraan. Selain itu pelecehan politik dengan pemblokiran akses internet para politisi ke persidangan dan ganguan dengan mengacak volume suara alat pengeras dalam persidangan.
“Memastikan semua orang dapat mengakses informasi terkait pemiliu merupakan hal yang penting bagi demokrasi di Malaysia,” kata direktur Phil Robertson. Menurut dia pemerintah memiliki tugas untuk mengusut dan menutup isp-isp yang diketahui sebagai gerbang melakukan serangan cyber oleh para peretas yang menjadi pendukung partai. Robertson menambahkan, “Kebebasan untuk berekspresi dan hak untuk memperoleh informasi dalam berdemokrasi perlu diterapkan secara bertanggung jawab.”
Editor : Yan Chrisna
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...