Pemilu Turki: Erdogan Kembali Berkuasa
ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM – Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang telah lama berkuasa di Turki unggul dalam pemilihan parlemen pada hari Minggu (1/11). Ini menandai partai yang dipimpin oleh Recep Tayyip Erdogan akan kembali berkuasa setelah para pemilih memberi suara di tempat pemungutan suara (TPS) untuk kedua kalinya dalam lima bulan terakhir.
AKP memenangkan lebih dari 49 persen suara untuk mengamankan 316 kursi di parlemen dengan jumlah 550 orang anggota setelah semua suara selesai dihitung.
“Hari ini adalah hari kemenangan,” kata Perdana Menteri Ahmet Davutoglu dengan berseri-seri di tengah kerumunan pendukungnya yang sedang bergembira. “Kemenangan adalah milik rakyat.” (AFP)
Dia mengimbau persatuan di negeri ini, mengingat pemilu ini diadakan di tengah gelombang keamanan yang terancam akibat tingkat kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini antara pemerintah dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan kelompok teroris lainnya, keadaan ekonomi yang sedang goyah dan menyangkal apa yang selalu dikatakan oleh para kritikus mengenai pemerintahan Erdogan yang otoriter.
“Hari ini hanya ada pemenang,” kata dia. “Kami datang untuk membangun kembali Turki yang baru bersama dengan rakyat.”
Partai Pro-Kurdi HDP, memenuhi perolehan suara 10 persen sebagai persyaratan dan dua partai oposisi lainnya yaitu MHP dan CHP juga mendapatkan kursi dalam parlemen.
Pemimpin Partai HDP Selahattin Demirtas mengatakan itu bukan “pemilu yang adil” setelah kampanye partainya dihentikan dan dijadikan target oleh ISIS beberapa waktu yang lalu.
“Pemilu ini memang kemenangan besar bagi Erdogan, kita telah kehilangan satu juta suara tapi kami telah berdiri tegak melawan kebijakan pembantaian dan fasisme ini,” kata dia.
Konflik akan Terus Terjadi
Para analis mengatakan para pemilih telah berpaling dari partai-partai nasionalis dan Kurdi.
“Gelombang kekerasan akan naik ketika Erdogan kembali berkuasa,” kata Aykan Erdemir dari Yayasan Pertahanan Demokrasi yang berbasis di Washington.
Sebuah laporan oleh Lembaga Brookings telah memperingatkan apapun hasilnya, “tantangan yang dihadapi Turki akan tumbuh dari hari ke hari.”
Bahkan, ancaman kekerasan atas nama agama juga membayangi pemilu setelah serangkaian serangan yang diduga dilakukan oleh ISIS, termasuk bom bunuh diri yang terjadi di Ankara bulan lalu dan menewaskan sekitar 102 orang. Ini merupakan kejadian paling hebat sepanjang sejarah modern Turki.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...