Pemimpin Agama Deklarasi Penghapusan Perbudakan Moderen
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, para pemimpin agama berkumpul untuk mendeklarasikan dihapuskannya perbudakan moderen dan perdagangan manusia. Hal itu dilakukan pada hari Selasa (2/12) di Vatikan.
Seperti disiarkan situs news.va, deklarasi diselenggarakan di akademi kepausan untuk ilmu pengetahuan dan ditandatangani oleh Paus Fransiskus serta wakil dari gereja Ortodoks, gereja Anglikan, Yahudi, Muslim, Budha dan Hindu.
Deklarasi melanjutkan perjanjian yang ditandatangani di Vatikan 17 Maret lalu bersama Global Freedom Network untuk memberantas bentuk-bentuk perbudakan moderen, dan perdagangan manusia pada 2020.
Paus mengucapkan terima kasih pada para pemimpin agama yang berkomitmen membantu korban perdagangan manusia. "Terinspirasi oleh pengakuan iman kita, kita berkumpul di sini, hari ini, untuk sebuah inisiatif bersejarah dan untuk mengambil tindakan nyata: menyatakan bahwa kami akan bekerja sama untuk memberantas momok yang mengerikan, perbudakan modern dalam segala bentuknya,’’ kata Paus.
Dia mengatakan bahwa eksploitasi fisik, ekonomi, seksual dan psikologis terhadap pria, wanita dan anak-anak yang saat ini diderita oleh puluhan juta orang merupakan bentuk dehumanisasi dan penghinaan. "Setiap manusia, perempuan, laki-laki, anak laki-laki dan perempuan, diciptakan menurut gambar Allah,’’ kata dia.
Diskriminasi Adalah Kejahatan
Dia menegaskan bahwa setiap orang, dan semua orang, adalah sama dan harus diberikan kebebasan yang sama dan martabat yang sama. Setiap hubungan diskriminatif yang tidak menghormati keyakinan mendasar orang lain adalah kejahatan.
"Oleh karena itu, kami menyatakan...bahwa perbudakan moderen, dalam bentuk perdagangan manusia, kerja paksa dan prostitusi, dan perdagangan organ, adalah kejahatan terhadap kemanusiaan,’’ kata dia.
Disebutkan, korbannya berasal dari semua lapisan masyarakat, tetapi yang paling sering adalah yang paling miskin dan paling rentan. Atas nama mereka, komunitas iman dipanggil untuk menolak, tanpa kecuali, setiap perampasan secara sistematis kebebasan individu untuk tujuan eksploitasi atau komersial.
Paus menyebutkan bahwa perbudakan modern terus menjadi momok yang mengerikan di seluruh dunia, bahkan muncul sebagai pariwisata, dan kejahatan ini sering tersembunyi dalam kebiasaan yang diterima. ‘’Dan hal terburuk adalah bahwa situasi ini memburuk setiap hari,’’ kata dia.
"Mari kita ajak mereka, para pemimpin, pemerintah, pelaku bisnis, semua pria dan wanita yang berkehendak baik, untuk memberikan dukungan tak tergoyahkan dan bergabung dengan gerakan melawan perbudakan modern, dalam segala bentuknya,’’ kata dia.
Pada bagian akhir, Paus mengatakan, "Teman-teman, terima kasih untuk pertemuan ini, dan terima kasih atas upaya bersama ini yang melibatkan kita semua. Kita semua merupakan cerminan dari gambar Allah, dan kami yakin bahwa kami tidak dapat menerima bahwa gambar Allah yang hidup tunduk pada perdagangan yang paling menyimpang."
Presiden Prabowo dan PM Modi Bahas Kerja Sama Kesehatan hing...
RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM-Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengadakan pertemuan ...