Pemimpin Berintegritas Dibutuhkan Guna Mengurangi Kantong Plastik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktur Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) Tiza Mafira berpendapat kepemimpinan yang berintegritas dibutuhkan saat ini sehingga dapat menjalankan pengurangan kantong plastik.
“Perlu kepemimpinan yang berintegritas. Dalam arti seorang pemimpin yang dapat menjalankan pengurangan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari dan memahami hal itu sangat dapat dilakukan,” kata Tiza Mafira kepada Satuharapan.com pada Senin (6/8).
“Pemimpin di tingkat nasional dan daerah berintegritas ini dibutuhkan untuk mengurangi kantong plastik. Karena baik di nasional maupun daerah sudah kewalahan menghadapi banyaknya timbunan sampah plastik serta polusi yang ditimbulkannya di sungai dan laut. GIDKP menekankan bahwa lebih baik pencegahan daripada pengobatan, dengan cara tidak menggunakan plastik sekali pakai, mulai dari kantong plastik.”
Kantong plastik selama ini dikenal sebagai salah satu penyebab pencemaran lingkungan, memicu perubahan iklim akibat pengelolaannya yang tidak bertanggung jawab, berbahaya bagi makhluk hidup, dan tidak bisa terurai di lingkungan.
Sebelumnya, Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia Novrizal Tahar juga mengingatkan sampah plastik menjadi persoalan tersendiri di antara persoalan sampah.
"Persoalan sampah plastik sudah membuat ketakutan dunia. Karena dalam beberapa tahun terakhir ada kenaikan komposisi sampah. Sampah plastik naik lima persen. Jadi 16 hingga 17 persen dari sampah yang ada itu sampah plastik. Kalau ini dibiarkan maka pada 2050 bisa-bisa 40 persen dari sampah yang ada itu plastik. Bahkan pada tahun 2050 akan lebih banyak plastik di laut daripada ikan bukan hal yang tidak mungkin," katanya usai workshop Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pengurus Pusat Aisyiyah.
Rosa Vivien Ratnawati dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya dan Beracun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen PSLB3 KLHK) Republik Indonesia, senada dengan Direktur GIDKP Tiza Mafira, menilai peran penting kepemimpinan itu dalam menangani sampah plastik.
“Kepemimpinan kepala daerah itu penting sekali. Kepemimpinan itulah yang bisa mendorong perubahan perilaku. Ketika membahas pengelolaan sampah ada dua hal sebetulnya dilakukan. Satu, pengurangan. Kedua adalah penanganan,” kata Rosa Vivien Ratnawati dalam diskusi Pekan Lingkungan Hidup.
”Kalau membahas penanganan itu seperti sampah yang dipilah. Dibawa ke bank sampah. Dibuat energi, misalnya. Itu memang penanganan sampah. Tetapi kalau pengurangan itu memang pola pikir. Bagaimana mendorong pola pikir masyarakat untuk belanja tanpa menggunakan kantong plastik.”
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...