Pemimpin Hamas Janji Akan Lakukan Lagi Serangan ke Israel Seperti pada 7 Oktober
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Seorang anggota senior Hamas memuji aksi pembantaian sistematis terhadap warga sipil di Israel oleh pasukan Hamas pada tanggal 7 Oktober, dan bersumpah dalam sebuah wawancara bahwa jika diberi kesempatan, kelompok itu akan mengulangi serangan serupa berkali-kali di masa depan sampai Israel dimusnahkan.
Pernyataan Ghazi Hamad, seorang anggota biro politik Hamas, dengan cepat dibagikan secara online oleh para pejabat Israel dan Barat sebagai pembenaran atas tekad negara Yahudi tersebut untuk menghancurkan kemampuan militer kelompok Hamas yang semerak sebut sebagai kelompok teror tersebut dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza. Itu sebagai bukti bahwa tidak ada gencatan senjata yang dapat dicapai sampai ancaman serangan mematikan tambahan dihilangkan.
“Israel adalah negara yang tidak memiliki tempat di tanah kami,” kata Hamad dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Lebanon, LBC, pada tanggal 24 Oktober, yang diterjemahkan dan diterbitkan pada hari Rabu (1/11) oleh Middle East Media Research Institute (MEMRI). “Kita harus menghapusnya karena ini merupakan bencana keamanan, militer dan politik bagi negara Arab dan Islam. Kami tidak malu mengatakan ini.”
Dalam wawancara tersebut, Hamad mengatakan bahwa keberadaan Israel “tidak masuk akal” dan bahwa mereka harus menghapuskan seluruhnya dari “tanah Palestina,” sebuah istilah yang digunakan kelompok teror tersebut untuk merujuk pada Tepi Barat, Gaza dan Israel, kecuali Dataran Tinggi Golan.
Ketika ditanya apakah ini berarti kehancuran total Israel, Hamas menjawab: “Ya, tentu saja.”
“Kita harus memberi pelajaran kepada Israel, dan kita akan melakukannya dua atau tiga kali. Banjir Al-Aqsa (nama yang diberikan Hamas pada serangan gencarnya pada tanggal 7 Oktober) hanyalah yang pertama kalinya, dan akan ada yang kedua, ketiga, keempat,” lanjut Hamad.
“Apakah kita harus membayar harganya? Ya, dan kami siap membayarnya. Kami disebut bangsa para martir, dan kami bangga mengorbankan para martir.”
Dia juga mengulangi pernyataan salah bahwa Hamas tidak bermaksud menyakiti warga sipil, namun ada “kesulitan” di lapangan. Banyak bukti telah muncul selama tiga pekan terakhir mengenai serangan yang disengaja terhadap warga sipil Israel, sebagai bagian dari instruksi yang diberikan oleh komandan Hamas. Dalam banyak kasus, pasukan Hamas pergi dari rumah ke rumah dan mengeksekusi atau membakar seluruh keluarga, dan sekitar 260 warga sipil dibantai di sebuah festival musik luar ruangan.
“Kami adalah korban periode pendudukan. Oleh karena itu, tidak seorang pun boleh menyalahkan kita atas apa yang kita lakukan. Pada tanggal 7 Oktober, 10 Oktober, satu juta Oktober, semua yang kami lakukan dibenarkan,” kata Hamad.
Pada tanggal 7 Oktober, sekitar 3.000 militan yang dipimpin oleh Hamas menyerbu perbatasan ke Israel dari Jalur Gaza melalui darat, udara dan laut, menewaskan sekitar 1.400 orang dan menyandera sedikitnya 245 sandera dari segala usia di bawah naungan ribuan serangan roket, menembaki kota-kota Israel.
Sebagian besar dari mereka yang terbunuh ketika Hamas merebut komunitas perbatasan adalah warga sipil, termasuk bayi, anak-anak dan orang tua. Seluruh keluarga dieksekusi di rumah mereka, dan lebih dari 260 orang dibantai di sebuah festival di luar ruangan, banyak di antara mereka di tengah aksi kebrutalan mengerikan yang dilakukan para teroris.
Israel membalas dengan serangan militer besar-besaran di Gaza yang bertujuan menghancurkan infrastruktur Hamas, dan berjanji melenyapkan seluruh kelompok teror, yang menguasai Jalur Gaza sejak mengambil alih kekuasaan melalui kudeta berdarah pada tahun 2007. Yerusalem mengatakan pihaknya menargetkan semua wilayah tempat Hamas beroperasi, sambil berupaya meminimalkan korban sipil.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyatakan bahwa serangan Israel telah menewaskan lebih dari 8.700 orang. Namun, angka tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen, dan diyakini mencakup warga sipil dan anggota Hamas yang tewas di Gaza, termasuk akibat salah tembak roket yang dilakukan kelompok teror.
Ketika gambaran kehancuran dan korban sipil di Gaza semakin meningkat, Israel semakin mendapat seruan untuk melakukan gencatan senjata, yang telah mereka tolak selama tujuannya untuk melumpuhkan Hamas belum tercapai.
Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, tampaknya mendukung sikap Israel pada hari Rabu, dengan mengunggah klip wawancara Hamad di X dan menulis: “Bagaimana bisa ada perdamaian ketika Hamas berkomitmen untuk membasmi Israel? Ini adalah pejabat Hamas yang berkomitmen untuk mengulangi kekejaman yang terjadi pada 10 Juli berulang kali.”
Kandidat presiden Amerika Serikat, Nikki Haley berkata: “Percayalah pada teroris ketika mereka memberi tahu Anda siapa mereka. Inilah sebabnya mengapa tidak boleh ada gencatan senjata sampai Hamas hancur.”
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengutuk “komentar mengerikan” tersebut. “Itulah yang dihadapi Israel,” kata Kirby kepada wartawan di Minneapolis. (Reuters/AFP/MEMRI/Times of Israel)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...