Pemimpin Kurdi Turki: Perang Ini Tak Ada Yang Akan Menang
ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM - Pemimpin Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dipenjara oleh pemerintah Turki, Abdullah Ocalan, mengatakan bahwa perang ini tidak akan ada yang menang. Dia merujuk pada perang antara pemberontak PKK dan pemerintah Turki.
Dia mengatakan seperti yang disampaikan oleh kakanya, Mehmet Ocalan, yang mengunjunginya di penjara pulau di Imrali, di dekat Istanbul, hari Senin (12/9). Mehmet, seperti dikutip media Turki, Hurriyet, mengatakan Abdullah Ocalan "dalam kesehatan yang baik" dan menyerukan untuk diakhirinya konflik Kurdi.
Sementara itu sebuah serangan bom mobil di pos pemeriksaan polisi menyebabkan 53 orang terluka pada hari Senin (12/9) yang menargetkan kantor partai berkuasa Turki, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Besyol, Provinsi Van, Turki.
Kunjungan itu dilakukan di tengah kekhawatiran kesehatan pemimpin PKK, partai yang oleh pemerintah Turki dilarang dan dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turki, Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Itu adalah kunjungan pertama keluarga Ocalan setelah diizinkan sejak 6 Oktober 2014, menurut Hurriyet. Dan dia kemudian bertemu delegasi Partai Rakyat Demokrat (HDP) pada bulan April 2015.
"Dia tidak ada masalah, tetapi ada beberapa projek," kata Mehmet. "Dia mengatakan jika negara siap untuk projek itu, kita dapat menerapkannya dalam enam bulan." Namun Mehmet Ocalan tidak memberikan rincian tentang apa projek itu.
Mehmet mengatakan tentang pesan Abdullah Ocalan, "Ini adalah perang yang tidak ada pihak yang akan menang. Ini telah berlangsung selama 30-40 tahun, dan mungkin akan terus berlangsung.’’
Pemerintah Turki memberikan izin kunjungan keluarga pada liburan Idul Adha. Dan satu kelompok 50 orang menuntut untuk mendengarpesan dari Ocalan, dan mengumumkan pada 12 September mereka akan mengakhiri aksi mogok makan pada hari kedelapan.
"Kami hanya memiliki satu permintaan: menerima berita dari Ocalan," kata juru bicara kelompok itu, Leyla Güven, seperti dilaporkan Hurriyet. "Kami telah menerima berita. Oleh karena itu, kami mengakhiri mogok makan. "
Ocalan dijatuhi hukuman mati setelah ditangkap di Kenya pada tahun 1999. Hukumannya diringankan menjadi penjara seumur hidup pada tahun 2002 ketika Turki menghapuskan hukuman mati.
Lebih dari 40.000 orang tewas sejak PKK mulai mengangkat senjata menuntut kemerdekaan dari Turki pada tahun 1984.
Serangan Bom PKK
Gubernur Provinsi Van, Ä°brahim TaÅyapan, mengumumkan 53 orang, termasuk empat polisi dan empat warga Iran, terluka dalam serangan bom mobil yang diduga dilakukan oleh partai terlarang PKK.
Gubernur mengatakan, kendaraan jenis minibus kemungkinan diledakkan dengan remote control sepuluh detik setelah diparkir di belakang pos pemeriksaan polisi di kantor AKP. Serangan itu menimbulkan kebakaran dan kerusakan bangunan di sekitarnya, termasuk kantor AKP dan sebuah hotel.
Rencana serangan lain dilakukan oleh dua militan PKK, namun gagal karena bentrokan dengan polisi operasi khusus di distrik Ipekyolu. Kedua militan disebutkan tewas.
Serangan itu terjadi bersamaan langkah pemerintah memecat 28 wali kota karena dugaan mereka mendukung organisasi teror, termasuk PKK. Pemerintah Turki kemudian menunjuk penjabat wali kota baru.
Empat wali kota kota yang dipecat dari Provinsi Van. Langkah itu didasarkan undang-undang darurat setelah kudeta gagal pada 15 Juli lalu.
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...