Pemimpin Pemuda BJP India Ditangkap Karena Komentar Anti Islam
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Polisi di India menangkap seorang pemimpin pemuda dari partai penguasa nasionalis Hindu karena memposting komentar anti Islam di media sosial. Ini terjadi setelah pernyataan menghina oleh pejabat partai lain tentang Nabi Muhammad yang menyebabkan kehebohan diplomatik, kata para pejabat, hari Rabu (8/6).
Dalam kasus sebelumnya, pemerintah Indonesia juga memanggil utusan India di Jakarta atas pernyataan “menghina” yang dibuat tentang Nabi Muhammad oleh dua pejabat dari partai yang berkuasa di negara Asia Selatan, menurut kementerian luar negeri, hari Selasa (7/6).
Langkah itu terjadi setelah kemarahan menyebar ke seluruh dunia Arab dan Muslim, dengan berbagai negara Timur Tengah memanggil utusan New Delhi dan supermarket Kuwait menghapus produk-produk India.
Pernyataan juru bicara Partai Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Perdana Menteri India Narendra Modi, yang sejak itu ditangguhkan, karena memicu kehebohan.
Harshit Srivastava, seorang pemimpin pemuda dari Partai Bharatiya Janata ditangkap di kota Kanpur menyusul ketegangan komunal pekan lalu selama protes oleh umat Islam mengecam komentar anti Islam.
“Kami menangkap politisi lokal karena membuat pernyataan menghasut terhadap Muslim,” kata Prashant Kumar, seorang pejabat senior polisi, menambahkan bahwa setidaknya 50 orang ditahan menyusul ketegangan di Kanpur. Pengacara Srivastava tidak tersedia untuk memberikan komentar.
Kerusuhan sporadis dilaporkan terjadi di bagian lain negara itu setelah komentar terhadap Nabi Muhammad oleh juru bicara BJP, Nupur Sharma, selama debat di televisi.
Dia telah diskors dari partai ,sementara juru bicara lain, Naveen Kumar Jindal, dikeluarkan atas komentar yang dia buat tentang Islam di media sosial, kata BJP.
Kemarahan domestik mendapatkan momentum baru setelah para pemimpin dari negara-negara Muslim seperti Qatar, Arab Saudi, UEA, Oman, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Iran dan Afghanistan menuntut permintaan maaf dari pemerintah India dan memanggil diplomat untuk memprotes pernyataan anti Islam.
57 anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang berpengaruh mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penghinaan itu datang dalam konteks suasana kebencian yang semakin intens terhadap Islam di India dan pelecehan sistematis terhadap umat Islam.
Kementerian luar negeri India mengatakan pada hari Senin (6/6) bahwa tweet dan komentar ofensif sama sekali tidak mencerminkan pandangan pemerintah.
Kontroversi tersebut telah menjadi tantangan diplomatik bagi Modi yang dalam beberapa tahun terakhir telah memperkuat hubungan kuat dengan negara-negara Muslim yang kaya energi. Dan instruksi telah dikeluarkan kepada beberapa anggota partai nasionalis Hindunya untuk "sangat berhati-hati" ketika berbicara tentang agama di platform publik. (dengan AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...