Pemimpin Spiritual di Nepal, “Buddha Boy” Ditangkap Atas Tuduhan Pemerkosaan
KATHMANDU, SATUHARAPAN.COM-Seorang pemimpin spiritual kontroversial Nepal yang dikenal sebagai “Buddha Boy” ditangkap atas tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur dan terlibat dalam hilangnya setidaknya empat pengikutnya dari kampnya, kata polisi, hari Rabu (10/2).
Ram Bahadur Bamjan diyakini oleh banyak orang Nepal sebagai reinkarnasi Siddhartha Gautama, yang lahir di barat daya Nepal sekitar 2.600 tahun yang lalu dan dihormati sebagai Buddha. Para cendekiawan Buddha bersikap skeptis terhadap klaim Bamjan.
Bamjan ditangkap hari Selasa (9/2) malam dari rumahnya di pinggiran Kathmandu, ibu kota negara, menurut Nabaraj Adhikari dari Biro Investigasi Pusat.
Polisi membawanya ke media dalam keadaan diborgol pada hari Rabu dan mengatakan bahwa dia telah mencoba melarikan diri dengan melompat dua lantai dari jendela ketika petugas tiba tetapi tidak berhasil dan ditahan.
Para pejabat juga memperlihatkan setumpuk uang kertas Nepal yang menurut mereka setara dengan US$ 227.000 dan mata uang asing lainnya senilai US$ 23.000 yang disita dari rumah pada saat penangkapan.
Bamjan diperkirakan akan dibawa ke pengadilan di Nepal selatan, tempat dugaan kejahatan tersebut terjadi, untuk dihadirkan di hadapan hakim di sana.
Beberapa lusin pengikutnya berkumpul pada hari Rabu (21/2) malam di luar kantor Biro Investigasi Pusat di Katmandu tempat Bamjan ditahan tetapi berhasil dihalau oleh polisi antihuru-hara.
Bamjan, juga dikenal sebagai “Budha Boy”, menjadi terkenal di Nepal selatan pada tahun 2005, ketika banyak orang percaya bahwa ia mampu bermeditasi tanpa bergerak selama berbulan-bulan sambil duduk di bawah pohon tanpa makanan atau air. Dia tetap populer meskipun ada tuduhan melakukan pelecehan seksual dan fisik terhadap pengikutnya.
Popularitasnya menurun namun ia masih memiliki kamp di Nepal selatan, tempat ribuan pengikutnya datang untuk tinggal dan memujanya atau berkunjung.
Agama Buddha, yang didirikan di India sekitar 500 SM, dianggap sebagai tradisi agama terbesar keempat di dunia setelah Kristen, Islam, dan Hindu. (RNS)
Editor : Sabar Subekti
Natal dan Tahun Baru, Menag: Beri Kesempatan Umat Beribadah ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menekankan pentingnya menciptakan suasana y...