Pemimpin Syiah Irak: Turki Masih Mendukung ISIS
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Hadi al-Ameri, pemimpin tinggi paramiliter Syiah Irak, pada hari Senin (27/7) berpendapat bahwa tidak ada bukti Turki telah mengubah sikapnya terhadap kelompok militan Islamic State (ISIS).
“Saya pikir (penyerangan) yang dilakukan Turki adalah untuk mendukung Daesh (ISIS) dan tidak seperti apa yang dibayangkan,” ujar Ameri, pemimpin tinggi pasukan Hashed al-Shaabi (Mobilisasi Rakyat).
Ameri berbicara setelah Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim al-Jafaari melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif di Baghdad.
Seorang pejabat tinggi senior dari Amerika Serikat pada Senin (27/7) mengatakan bahwa Washington dan Ankara telah sepakat untuk bekerja sama menciptakan zona bebas ISIS di sepanjang perbatasan Turki dengan Suriah utara.
Namun, saat Turki meluncurkan serangan udara pertamanya terhadap ISIS pada hari Jumat (24/7), mereka juga menyerang beberapa posisi kelompok Kurdi yang memerangi para militan tersebut di Suriah serta Irak.
Komitmen militer untuk melawan ISIS dari Turki, yang sejak lama dituduh telah mendukung militan tersebut secara diam-diam, dianggap sebagai perubahan signifikan dalam perang melawan ISIS.
Ameri mengatakan penyerangan terhadap pemberontak Kurdi PKK Turki di Irak menunjukkan bahwa tidak ada perubahan dari Ankara.
“Turki tidak mengubah sikapnya; mereka melancarkan operasi terhadap PKK, yang berperang bersama Kurdi melawan Daesh di Suriah,” ujarnya.
“Turki masih mendukung ISIS saat ini,” kata dia.
Turki Berencana Lanjutkan Serangan terhadap Militan Kurdi
Sementara Pemerintah Turki, hari Senin (27/7), mengatakan negara tersebut akan terus melancarkan operasi militer terhadap kelompok terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) hingga kelompok pemberontak tersebut melakukan perlucutan senjata.
“Kami akan melanjutkan operasi militer... hingga kami memperoleh hasil yang ditargetkan,” ujar Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu kepada stasiun televisi ATV. Ia menyerukan kepada pemberontak untuk melucuti senjata seperti yang mereka janjikan pada 2013.
Turki mengawali perundingan perdamaian dengan pemimpin PKK Abdullah Ocalan yang kini mendekam di dalam penjara pada 2012, namun kedua belah pihak belum dapat mencapai kesepakatan.
Ankara memperluas operasi militer untuk menumpas ISIS di Suriah yang dimulai pada pekan lalu dengan melancarkan serangan terhadap posisi PKK di Irak utara pascaserangkaian serangan di Turki yang diduga dilakukan pemberontak Kurdi.
“Tempat persembunyian, gudang logistik dan gudang senjata serta gua yang digunakan kelompok teroris PKK dibombardir dalam serangan udara (pada Minggu) menggunakan amunisi modern dan klasik,” menurut pernyataan kantor perdana menteri.
Turki juga menggencarkan operasi militer terhadap militan ISIS pascaserangan bom bunuh diri di kota perbatasan Turki pada pekan lalu yang diduga dilakukan kelompok ekstremis tersebut. (AFP)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...