Pemprotes Festival Daging Anjing Tiongkok Dibubarkan Paksa
YULIN, SATUHARAPAN.COM - Para aktivis yang memprotes festival daging anjing tahunan di Tiongkok, tempat ribuan anjing dibantai dan dikonsumsi, dibubarkan paksa oleh orang tidak dikenal pada Senin (22/6) ketika mereka berusaha melakukan aksi penentangan di depan kantor pemerintah.
Meskipun muncul protes dari seluruh dunia dan upaya terus menerus dari para aktivis hewan untuk mengakhiri Yulin Dog Eating Festival, tradisi tahunan di Yulin, Provinsi Guangxi Zhuang daerah otonom Tiongkok, festival yang berakar dalam tradisi Tiongkok kuno, tahun ini tetap dimulai pada 21 Juni.
Penduduk Yulin merayakannya dengan melakukan penyiksaan massal, pembantaian, dan mengkonsumsi sekitar 10.000 anjing. Anjing-anjing itu banyak yang disetrum, dibakar dan dikuliti hidup-hidup. Di Tiongkok daging anjing biasa dihidangan di musim dingin karena bergizi dan dokter meresepkannya untuk mengobati penyakit seperti impotensi dan gangguan sirkulasi darah.
Sekitar 10 aktivis hak-hak binatang membentangkan spanduk di depan kantor pusat pemerintah Yulin, sebelum sekelompok pria yang terdiri dari 20 orang datang dan mengusir mereka.
Kota Yulin menggelar sebuah festival tahunan pada titik balik matahari musim panas dengan mengkonsumsi daging anjing, yang ditentang oleh aktivis hak-hak binatang.
Para aktivis tersebut membawa spanduk bertuliskan “Tindak Keras Perdagangan Ilegal Daging Anjing” dan “Hukum Pengiriman Ilegal Anjing,” tapi spanduk-spanduk itu dirobek paksa dari tangan mereka oleh sekelompok pria tidak dikenal.
Slogan-slogan tersebut merupakan upaya untuk meminta para pejabat pemerintah lokal menegakkan hukum yang ada atas alasan kesehatan dan administratif, karena belum ada aturan tentang mengonsumsi daging anjing.
Kebanyakan “anjing” di negara itu adalah anjing peliharaan yang dicuri atau anjing liar, menurut sebuah penyelidikan yang diterbitkan bulan ini oleh badan amal Animals Asia yang berbasis di Hong Kong, meskipun memakang anjing tidak umum di sebagian besar wilayah Tiongkok.
Sementara itu, di bagian lain wilayah Yulin, para pedagang secara terbuka menjual anjing menggunakan skuter dan ratusan lainnya berkumpul di pasar. Banyak dari anjing-anjing tersebut dimasukkan ke dalam kandang yang sempit dan sesak.
Para aktivis, yang menyebut festival itu kejam, sebelumnya mendatangi kota itu untuk menggelar demonstrasi dan telah beberapa kali membeli anjing untuk menyelamatkan mereka.
Salah seorang pecinta binatang, Yang Xiaoyun, dikabarkan telah mengeluarkan uang sebesar 7.000 yuan (sekitar Rp 14,9 juta) untuk menyelamatkan sekitar 100 anjing di kota selatan Yulin pada Sabtu. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...