Pemuka Agama Komit Ciptakan Kesejukan, Warga Singkil Eksodus
ACEH SINGKIL, SATUHARAPAN.COM – Pemuka agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Banda Aceh berkomitmen menjaga kesejukan, keamanan, kedamaian, dan ketenteraman, pascapembakaran gereja di di Desa Suka Makmur, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Daerah Istimewa Aceh, hari Selasa (13/10).
Komitmen tersebut merupakan hasil rapat koordinasi (rakor) yang melibatkan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan dipimpin Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, hari Kamis (15/10).
Rakor tersebut juga dimaksudkan untuk mencegah peristiwa serupa meluas hingga ke Kota Banda Aceh. “Langkah-langkah preventif dengan mengedepankan musyawarah dan mufakat perlu segera dilakukan dengan melibatkan semua pihak terkait, terutama para tokoh dan pemuka agama yang tergabung dalam FKUB. Karena bagaimana pun mencegah itu lebih baik dari mengobati,” kata Illiza seperti dikutip dari Serambi Indonesia, hari Minggu (18/10)
Sementara itu, Willy dari unsur agama Buddha di Kota Banda Aceh menyambut baik pertemuan tersebut. “Kami berpikir bahwa besok hari Jumat merupakan hari yang menakutkan bagi kami. Namun, setelah ada pertemuan ini serta imbauan langsung disampaikan Ibu Wali Kota, kini mulai lega,” ucap dia.
Tanggapan lainnya disampaikan Robertus dari Gereja Katolik. Ia menyambut baik inisiatif rakor yang dipimpin Wali Kota yang duduk dan membahas bersama langkah-langkah agar tidak terjadi pergerakan yang tidak diinginkan. “Kita menginginkan suasana yang selama ini aman, damai, dan tenteram yang telah terwujud dapat terus terjaga,” ujar dia.
Menambahkan, Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Aceh Besar, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Heru Novianto, meminta minta setiap tokoh di tingkat kecamatan dapat bekerja sama dalam menangani berbagai gangguan keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang marak terjadi selama ini, seperti pemberantasan narkotika dan obat terlarang (narkoba), tindakan asusila pelecehan seksual terhadap anak, dan mengantisipasi agar tidak terprovokasi terhadap bentrok yang bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Eksodus Warga
Warga Kabupaten Aceh Singkil yang sempat mengungsi ke wilayah Sumatera Utara (Sumut) akhirnya mulai kembali ke rumah masing-masing pada hari Jumat (16/10) malam, bersama tim penjemput yang dipimpin Bupati Aceh Singkil, Safriadi, dan Wakil Bupati Dulmusrid. Beberapa warga lainnya ada juga yang bergerak pada hari Sabtu (17/10).
Wakil Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid, yang memimpin penjemputan pengungsi di Kecamatan Sibagindar, Kabupaten Pakpak Bharat, mengatakan, warganya bersedia pulang. “Ada yang pulang bersama tim pada Jumat malam dan ada pula yang hari Sabtu sesuai keinginan mereka."
Saat ditanya jumlah pengungsi seluruhnya, Wakil Bupati Aceh Singkil belum bisa memastikan. Namun, khusus di Sibagindar, mencapai seribuan orang. “Nantilah kita sampaikan kalau sudah ada data riil,” kata Dulmusrid.
Selanjutnya, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Singkil, Khaldum, yang ikut dalam rombongan melaporkan jumlah pengungsi di Manduamas sekitar 2.500 orang. “Ada juga yang sudah pulang duluan,” kata dia. (Serambi Indonesia)
Editor : Sotyati
Pengadilan Swedia Hukum Politisi Sayap Kanan Karena Menghina...
MALMO-SWEDIA, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan Swedia menjatuhkan hukuman pada hari Selasa (5/11) kepada s...