Pemuka Buddha Tiongkok Serukan Dialog Peradaban
WUXI, SATUHARAPAN.COM – Master Xuecheng, Presiden Asosiasi Buddhis Tiongkok mendesak umat Buddha di seluruh dunia untuk mempromosikan komunikasi antara peradaban yang berbeda.
“Umat Buddha harus berkontribusi kebijaksanaan mereka untuk memecahkan masalah yang umum untuk pengembangan masyarakat manusia,” kata Xuecheng saat penutupan Forum Dunia Buddha di kota Wuxi, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, hari Minggu (25/10).
Dia mengatakan Buddhisme selalu memainkan peran aktif dalam memfasilitasi komunikasi peradaban manusia. Dia menyerukan dialog antara berbagai sekte agama Buddha dan antara Buddhisme dan agama-agama lain.
Xuecheng mengatakan umat Buddha harus menggunakan kemajuan teknologi baru untuk berinovasi metode sendiri dalam rangka mempromosikan dan menanggapi berbagai masalah sosial yang disebabkan oleh perkembangan teknologi.
Forum Umat Buddhis bersama-sama diusulkan oleh masyarakat Buddha di Tiongkok, Taiwan, Hong Kong dan Makau pada tahun 2005, Forum Buddha Dunia didirikan sebagai platform bagi umat Buddha untuk berkomunikasi dan bekerja sama. Lebih dari 1.000 biksu dan sarjana dari 52 negara dan wilayah berpartisipasi dalam pertemuan tahun ini.
Saat dibuka, pada Kamis (22/10) di di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, meminta semua orang untuk mensinergiskan antara manusia dan alam.
“Tidak ada ancaman yang lebih besar hari ini untuk keamanan jangka panjang kehidupan di planet ini daripada masalah perubahan iklim dan degradasi lingkungan. Hal ini diperlukan bagi kita untuk menciptakan lingkungan yang harmonis antara manusia dan alam," kata Wei Zhi, seorang pemimpin Budha dari Singapura.
“Banyak makhluk hidup pada masa kini telah menjadi atau terancam oleh hutan yang mengambil ribuan tahun untuk tumbuh kini dengan mudah dihancurkan tanpa pandang bulu, untuk bahan baku dan untuk membersihkan lahan untuk pertanian kepunahan, inilah yang harus kita cegah dengan segera,” kata Wei Zhi.
Menurut Guru Wei Zhi, umat Buddha di Singapura didorong untuk tidak menggunakan piring sekali pakai, dan tidak membakar terlalu banyak kertas atau dupa ketika mengunjungi kuil-kuil. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk berkontribusi terhadap perlindungan lingkungan,” kata Wei Zhi. (wbf.china.cn/ xinhuanet.com.).
Editor : Bayu Probo
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...