Pencegahan Radikalisme di Singapura, Tanggung Jawab bersama
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM - Pencegahan radikalisme dan sentimen sempit keagamaan tidak hanya menjadi tanggung jawab Majelis Urusan Umat Islam Singapura (MUIS) akan tetapi juga tanggung jawab seluruh warga Singapura.
“Ancaman radikalisme bukan masalah yang dihadapi masyarakat Islam saja atau generasi muda, sebaliknya ia merupakan tanggungjawab yang harus dipikul oleh setiap rakyat,” kata ketua Parlemen Urusan Dalam Negeri, Amrin Amin, di Seminar Youth Muslim 2015, di Singapura, hari Sabtu (17/10).
Seminar diselenggarakan atas anjuran beberapa badan Islam di Singapura. Amin menegaskan bahwa paham ini disepakati setiap pihak, maka ideologi radikal tidak dapat diterima sama sekali di Singapura.
Seminar Belia Muslim merupakan seminar yang meneguhkan 20 anak muda Singapura yang diutus sebagai Duta Belia bagi Keamanan. Tugas duta tersebut untuk menyebarkan pesan keamanan di kalangan anak muda di komunitas masing-masing.
Amin menegaskan bahwa pesan keamanan terhadap radikalisme sedapat mungkin diberikan tidak ke masyarakat yang satu suku atau etnis dengan pemuda tersebut, namun harus menyeluruh masuk ke masyarakat majemuk.
“perpaduan dan keberagaman masyarakat itu harus kita hayati dengan kata-kata serta tindakan. Generasi muda harus menggiatkan diri dalam kegiatan produktif dan turut serta dalam menyebarkan pesan anti radikalisme kepada masyarakat, generasi muda sekaligus harus berani menegur apabila ada satu teman atau kerabat yang telah terjebak dalam ideologi sempit,” kata Amin.
Para Duta Belia datang dari pelbagai latar belakang pendidikan termasuk mahasiswa dan siswa madrasah.
“Saya menganggap penting mengambil langkah-langkah aktif untuk mengadakan lebih banyak sesi dialog bersama remaja, belia yang umur sebaya dengan saya, remaja-remaja di dalam institut pengajian tinggi,” kata salah seorang duta belia yang terpilih Abdul Hakeem Yunos, seorang mahasiswa dari Universiti Nasional Singapura (NUS).
“Saya harus mengadakan sesi dialog untuk mendapat tahu dengan lebih mendalam lagi, apa di dalam pemikiran mereka dan saya rasa sesi dialog ini adalah penting untuk memastikan bahawa mereka tidak terpengaruh dengan ide-ide radikalisme," kata Abdul Hakeem.
PM Berharap Singapura Bebas ISIS
Dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke-50 Singapura yang dirayakan beberapa waktu lalu, Perdana Menteri (PM) Lee Hsien Loong Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong berharap negara yang bertetangga dengan Indonesia tersebut dapat terbebas dari cengkeraman paham ideologi ISIS (Islamic State Iraq and Syria).
“Kita amat bimbang dan kita memandang serius isu ini. Beberapa waktu lalu kita berhasil menangkap beberapa orang di Singapura yang ingin berjuang dengan ISIS dan kita juga tahu tentang beberapa orang yang sudah berbuat demikian, selain mereka yang ingin menyertai ISIS dan pulang kembali ke sini. Dalam hal ini kita mempunyai program yang sangat baik dengan Kumpulan Pemulihan Keagamaan, memulihkan mereka yang sudah terdoktrinasi dan yang telah ditahan. Kita akan intensifkan bekerja sama dengan keluarga mereka dan membantu mereka melalui masa-masa sukar, sambil berharap masyarakat tidak mudah terpengaruh,” kata Lee dalam sebuah acara televisi berjudul A Conversation with the PM: Our Future, Our People, Sabtu (1/8) di Singapura.
Lee menyebut dari pendapat para pengamat politik dan stabilitas kawasan, ISIS merupakan kumpulan orang-orang yang pernah terkait dengan Al-Qaeda.
“Tetapi Al-Qaeda kala itu tidak ada akses kepada media sosial, tidak sama dengan ISIS sekarang. Pada 2001, saya rasa Facebook belum terlalu populer. ISIS dengan licik, menggunakan internet dan media sosial untuk mendampingi, memikat dan mempengaruhi banyak orang, termasuk Malaysia, Indonesia dan Singapura,” kata Lee. (channelnewsasia.com/ wikipiedia.org/ berita.mediacorp.sg).
Editor : Bayu Probo
Kepala Militer HTS Suriah Akan Membubarkan Sayap Bersenjata
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kepala militer "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) Suriah yang menang m...