Penderita Penyakit Diabetes Mencapai Sembilan Juta
DEPOK, SATUHARAPAN.COM – Data International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan, penderita penyakit diabetes di Indonesia pada 2014, mencapai lebih dari sembilan juta, dimana 53 persen diantara pasien diabetes ini tidak mengetahui bahwa mereka memiliki penyakit diabetes.
"Diabetes menjadi penyakit penyebab kematian nomor dua terbanyak, dan diabetes tipe dua adalah penyakit epidemik yang terus berkembang di kawasan Asia Pasifik," kata Dosen Fakultas Farmasi UI Retnosari Andrajati, disela-sela acara penandatanganan kerja sama FFUI, dengan Perusahaan farmasi dan kimia Merck di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Kamis (17/9).
Hasil penelitian, yang dilakukan Fakultas Farmasi UI di beberapa RS dan Puskesmas di Jakarta dan sekitarnya, menunjukkan tidak tercapainya kontrol glikemik yang baik (nilai rerata glukosa darah dan HbA1c di atas normal).
"Ini disebabkan oleh rendahnya kepatuhan masyarakat dalam mengonsumsi obat antidiabetes secara teratur. Maka, Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI), melihat peran apoteker sangat penting dalam hal ini melalui layanan dan edukasi kepada masyarakat," katanya.
Untuk itu, peran apoteker dengan dokter sangat penting, dalam meningkatkan akses terhadap pelayanan dan edukasi kepada masyarakat, dan lebih meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola serta mencegah penyakit diabetes.
Menurut Retnosari, epidemik ini disebut sebagai akibat dari penerapan gaya hidup barat, dan peningkatan kasus obesitas.
Menurut dia Indonesia saat ini, sedang berjuang menangani beban sosial ekonomi, akibat diabetes yang berkembang secara cepat. Hal ini menunjukkan bahwa jutaan orang berisiko mengalami diabetes bila tidak dilakukan langkah-langkah pengendalian penyakit yang memadai.
"Indonesia memiliki keterbatasan tenaga medis yang terlatih, sehingga berpotensi memberikan dampak yang besar, pada kualitas dan efisiensi layanan kesehatan di Indonesia," katanya.
Dekan FFUI Mahdi Jufri menyebutkan, melalui kerja sama FFUI bersama Merck, akan bersama-sama meningkatkan kualitas layanan kesehatan diabetes, dengan cara memberikan pelatihan pemahaman, dan kepedulian para mahasiswa Fakultas Farmasi, serta membekali mereka agar dapat menjadi duta diabetes di seluruh Indonesia.
Saat ini, jumlah kasus diabetes tipe dua berkembang pesat, pada semua kelompok umur di Indonesia. Oleh Karena itu, adanya kebutuhan mendesak dalam mengembangkan program edukasi yang terakreditasi bagi mahasiswa ilmu kesehatan, sehingga pengobatan diabetes ditangani dengan pendekatan menyeluruh dari kesehatan primer tetapi juga apoteker.
Sementara itu, Vice President Head of Global Business Responsibility and Market Development Merck, Rasha Kelej mengatakan, program peningkatan kapasitas Merck dan menegaskan komitmen pada pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia.
Dikatakannya Epidemik diabetes, yang terus meluas menimbulkan dampak yang mengkhawatirkan pada ketersediaan sistem layanan kesehatan, dan ekonomi pada negara-negara berkekuatan ekonomi baru.
Kekhawatiran itu, kata Rasha Kelej, adalah pembiayaan layanan kesehatan secara langsung, berkurangnya produktivitas serta pengelolaan komplikasi dan keterbatasan akibat diabetes. Oleh karena itu, program peningkatan kapasitas Merck akan fokus pada layanan diabetes di Jakarta dan sekitarnya. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...