Pendeta Palti Panjaitan: Merdeka Berarti Juga Memerdekakan Orang Lain
JAKARTA - SATUHARAPAN.COM. Pdt Palti Panjaitan, Ketua Koordinator Nasional Sobat KBB (Solidaritas Korban Pelanggaran Kebebasan Beribadah dan Berkeyakinan), bertindak sebagai pemimpin upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI dilaksanakan di Tugu Proklamasi Minggu (18/8) lalu. Ia berpesan bahwa menjadi manusia merdeka harus mampu memerdekakan diri sendiri dan sekaligus menghormati dan meneguhkan kemerdekaan orang lain.
Upacara ini digagas GKI Yasmin, HKBP Filedelfia, dan Sobat KBB. Berikut ini adalah sambutan lengkap Pdt Palti Panjaitan.
Merdeka bukanlah hanya berarti melepaskan belenggu-belenggu yang merantai diri sendiri, merdeka juga berarti menghormati dan meneguhkan kemerdekaan orang lain. Tujuan kemerdekaaan adalah mewujudkan damai.
Bung Karno pernah berkata, “Bangunlah suatu dunia tempat semuanya hidup dalam damai.” Itulah tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang merdeka. Namun, hal itu masih jauh dari harapan setelah 68 tahun Indonesia merdeka.
Bung Karno juga mengingatkan, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” Inilah yang terjadi sekarang di Indonesia.
Diskriminasi dan intimidasi masih dilakukan kelompok yang mengaku mayoritas terhadap minoritas. Ini berarti sekelompok orang menjajah bangsanya sendiri. Namun jangan berkecil hati, Bung Karno berkata tegas, “Aku lebih suka lukisan samudera yang gelombangnya memukul dan menggebu-gebu daripada lukisan sawah yang adem-ayem tenteram.”
Tidak kebetulan kalau kita yang berkumpul saat ini, di tempat ini, menghadapi pergumulan karena dijajah bangsa sendiri. Tuhan sengaja memilih kita untuk menghadapinya. Tuhan sengaja memilih kita untuk memperjuangkan kemerdekaan sejati. Memerdekakan diri sendiri sekaligus menghormati dan meneguhkan kemerdekaan orang lain. Memerdekakan orang lain berarti memerdekakan seluruh bangsa Indonesia. Kita orang-orang yang dipilih Tuhan.
Ini pesan Bung Karno, ”Firman Tuhan inilah gitaku, firman Tuhan inilah harus menjadi gitamu: 'Innallahu la yughoiyiru mabikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim.' Tuhan tidak mengubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu mengubah nasibnya.”
Dalam Alkitab juga tertulis, ”Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Jadi, bagi orang yang percaya tidak ada yang mustahil. Merdeka, merdeka, merdeka.
Editor : Bayu Probo
Bertemu PM Pakistan, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Ek...
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menter...