Pendidikan Mitigasi Bencana untuk Pengurangan Risiko
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menilai mitigasi dan pendidikan bencana penting, sebagai upaya mengurangi dampak bencana.
Sosialisasi terkait antisipasi bencana harus dilakukan terus-menerus. “Sosialisasi itu perlu, agar mereka mampu menyiapkan diri terhadap bencana dan berkontribusi, agar menurunkan risiko dampak dari bencana,” kata Deny Hidayati, peneliti bidang ekologi manusia Pusat Penelitian Kependudukan LIPI pada Kamis (27/12) di Jakarta, yang dilansir situs resmi lipi.go.id.
Kegiatan sosialisasi dan pendidikan mengenai mitigasi bencana, menurut Deny, selama ini cenderung dilakukan setelah kejadian bencana dan kemudian menghilang pada masa tidak ada kejadian bencana.
“Seharusnya, sosialisasi dan pendidikan mengenai mitigasi bencana, menjadi kegiatan reguler dalam periode waktu tertentu, dan disertai dengan latihan atau simulasi,” kata Deny.
Deny mengatakan, kesadaran dan kesiapsiagaan akan bencana dalam masyarakat, merupakan salah satu upaya mitigasi bencana nonstruktural yang harus diperkuat.
“Mitigasi nonstruktural kita lemah. Mitigasi nonstruktural itu berupa peningkatan kepedulian, kesiapsiagaan, pendidikan publik,” kata Deny. Ia memandang penting pendidikan mitigasi bencana, karena sosialisai tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang dan reguler agar membudaya di masyarakat
Intan Adhi Perdana Putri, dari Pusat Penelitian Kependudukan LIPI menambahkan, pencegahan dampak bencana harus dimulai dari individu.
Menurut dia, selama ini pencegahan sekaligus penanganan bencana telanjur melekat sebagai kewajiban pemerintah.
“Itu yang membuat orang tidak siap menghadapi bencana, dan mencegahnya. Akhirnya masyarakat kewalahan menyelamatkan diri dan barang mereka masing-masing,” kata Intan.
Pemberontak Suriah: Kami Tak Mencari Konflik, Israel Tak Pun...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin kelompok pemberontak Islamis Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), ...