Penduduk Rio De Janeiro Unjuk Rasa Ingin Olimpiade Dibatalkan
RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM – Penduduk Rio De Janeiro, Brasil, berunjuk rasa dengan berjalan kaki di beberapa jalan utama kota tersebut untuk menuntut pembatalan ajang multievent olahraga empat tahunan dunia, Olimpiade, yang akan dimulai Agustus mendatang.
Menurut situs berita Independent Online, hari Jumat (8/7), unjuk rasa tersebut diikuti berbagai kelompok, seperti guru yang sudah sejak lama melakukan mogok mengajar karena selama beberapa bulan gaji mereka tidak dibayar.
Selain kelompok guru, terdapat sejumlah demonstran asal Kota Rio De Janeiro dari profesi lain yang menuntut hal serupa, karena menurut Independent Online, kota tersebut terpengaruh krisis keuangan yang terjadi di Brasil.
Krisis keuangan memaksa sejumlah sektor yang berkaitan dengan layanan publik, seperti kepolisian, dan pemadam kebakaran, melakukan pemangkasan anggaran termasuk untuk pembayaran gaji bulanan.
“Pemerintah mengatakan tidak memiliki uang untuk kesehatan, pendidikan, tetapi kenapa mereka malah memiliki uang untuk membiayai Olimpiade. Itu tidak masuk akal,” kata demonstran, Edson Cunha.
Cunha menjelaskan dia berpartisipasi dalam demonstrasi tersebut karena ingin memperjuangkan hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan.
Ia menambahkan Olimpiade Rio ibaratnya seperti alarm “kematian”. Ia menyebut Pemerintah Brasil yang saat ini dipegang presiden ad-interim, Michel Temer, tidak akan berbeda jauh dengan Dilma Rouseff.
Aksi yang awalnya berjalan damai, menurut Independent Online, lama kelamaan berubah menjadi anarkis karena sejumlah pengunjuk rasa yang radikal dan petugas kepolisian terlibat aksi lempar batu, sementara petugas kepolisian membalasnya dengan gas air mata.
Demonstran bertindak nekat dengan berani menghancurkan kendaraan yang parkir di pinggir jalan.
Dalam catatan Independent Online, demonstrasi serupa juga pernah terjadi saat Brasil menyelenggarakan Piala Konfederasi pada 2013 dan beberapa bulan menjelang Piala Dunia 2014. Kala itu, demonstran di sejumlah kota di Brasil menentang pemerintah pusat yang mendadak menggelontorkan anggaran cukup besar guna mempercantik dan membangun stadion, namun tidak mengeluarkan biaya untuk masalah sosial di masyarakat.
Selain keuangan dan layanan publik, masalah kesehatan adalah masalah serius, karena dalam pengamatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), situasi kesehatan di Brasil begitu buruk karena virus zika adalah masalah yang serius.
Karena beberapa waktu lalu setidaknya sekelompok profesional di bidang kesehatan memberi saran kepada WHO meminta pemindahan lokasi Olimpiade karena penyakit yang disebabkan oleh nyamuk tersebut.
Pada kesempatan terpisah, Wali Kota Rio De Janeiro, Eduardo Paes, menyebut apabila Olimpiade dibatalkan, keputusan tersebut adalah langkah yang terlalu kejam karena banyak atlet dari berbagai negara yang telah memenuhi syarat untuk berpartisipasi.
Paes menyebut Rio De Janeiro akan menyambut atlet dengan senyuman, karena atlet telah mendedikasikan diri untuk berjuang menjadi yang terbaik di dunia. “Mereka harus menjaga kesempatan itu,” kata Paes. (iol.co.za)
Editor : Sotyati
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...