Peneliti LIPI Raih L'Oreal-UNESCO For Women In Science 2018
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Peneliti Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Athanasia Amanda Septevani menjadi penerima penghargaan L’Oreal-UNESCO For Women In Science 2018. Peneliti dari Pusat Penelitian Kimia LIPI ini menerima penghargaan untuk kategori material science yang penyerahannya dilakukan pada Kamis (8/11) di Raffles Hotel, Jakarta.
Peneliti yang menyelesaikan pendidikan doktoralnya The University of Queensland, Australia ini mengembangkan riset polimer untuk pengembangan nanoselulosa sebagai material terekayasa yang dapat diaplikasikan sebagai layar dari perangkat elektronik yang lebih kuat dan ramah lingkungan.
"Kami mengembangkan limbah biomassa yang berlimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia untuk direkayasa menjadi produk teknologi yaitu layar perangkat elektronik pada telepon genggam dan layar televisi,” katanya.
Athanisa mengatakan, selulosa yang berasal dari dari limbah biomassa diisolasi dan diproses secara kimia untuk menghasilkan nanoselulosa.
“Nanoselulosa diproses menjadi lembaran tipis transparan, yang disebut nanopaper untuk menjawab tantangan keterbatasan teknologi layar yang saat ini masih kaku, mudah retak saat jatuh, dan berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui,” katanya.
Tentang L’OREAL-UNESCO
Setiap tahunnya L’ORÉAL-UNESCO For Women in Science National Fellowship Awards, memberikan dukungan untuk rencana penelitian yang akan dilakukan oleh para perempuan peneliti di tanah air. Di 2018 ini empat perempuan peneliti terpilih membuktikan prestasinya melalui penelitian yang akan direalisasikan untuk perkembangan dunia medis, sains dan teknologi di tanah air.
President Director of Loreal Indonesia, Umesh Phadke, menjelaskan tujuan kegiatan ini adalah, memberikan apresiasi kepada perempuan peneliti muda berbakat yang mendedikasikan karir mereka untuk mengembangkan inovasi ilmiah dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan kemajuan masyarakat.
“Hingga saat ini kami sudah memberikan 53 penghargaan untuk perempuan peneliti,” katanya.
Ketua harian Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO (KNIU), Arief Rachman mengatakan, bahwa satu dari tiga peneliti di Indonesia adalah perempuan. "Pertumbuhan perempuan peneliti di Indonesia diharapkan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kita memerlukan lebih banyak peneliti wanita untuk keberagaman dan membawa perubahan dunia," katanya. (lipi.go.id)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...