Peneliti Tidak Temukan Air di Mars
ARIZONA, SATUHARAPAN.COM – Laurie Leshin jatuh cinta dengan Mars ketika umurnya baru menginjak 10 tahun. Pada saat itu tahun 1976, tahun di mana NASA mendaratkan kapal Viking kembarnya untuk menyelidiki permukaan Planet Merah tersebut. “Mereka menempatkan misi Viking tersebut di sampul majalah TIME,” kenangnya. Sejak saat itulah dia tahu bahwa dia ingin mempelajari tentang Mars.
Seiring berjalannya waktu, mimpi seorang anak yang berusia 10 tahun biasanya memudar. Tetapi tidak dengan anak yang satu ini. Leshin, saat ini adalah seorang ahli geologi planet dan dekan fakultas ilmu di Institut Politeknik Rensselaer, seorang penulis dalam makalahnya dari berita terkini tentang ilmu analisis data yang dipancarkan ke bumi dari percobaan pada tanah yang pertama diambil dari Mars yang digali oleh Curiosity Rover.
“Jika Anda adalah seorang astronot, suatu saat, Anda harus berjalan di Mars,” kata dia. “Anda pasti ingin tahu lebih banyak tentang debu yang ada dibawah kakimu dan ini adalah hal rinci pertama yang bisa Anda lihat.”
Yang keluar dari ide analisis tersebut adalah bahwa tanah – yang sebagian besar berpasir digali dari gundukan di tempat yang dikenal sebagai Rocknest dari Kawah Gale – di mana air berada, yang ditambah sekitar dua persen dari komposisi tanah. “Jika Anda mengambil beberapa kubik material ini dan dipanaskan,” kata Leshin, “Anda akan mendapatkan sekitar dua pint air atau sekitar 946,34 mililiter air. Saya pikir ini adalah hal yang sangat menarik.”
Tak Ada Air
Bagian yang paling menakjubkan adalah tidak ada air di Planet Mars. Para ilmuwan telah mengetahui selama bertahun-tahun bahwa air kehidupan mengalir bebas dan melimpah di seluruh permukaan Mars miliar tahun lalu. Dan air dalam bentuk es masih ada dalam jumlah yang wajar di kutub planet.
Namun partikel berpasir ini tertiup dari Mars sebelum akhirnya ke tanah. Oleh karena itu, contoh tersebut menyatakan pada kita bahwa apa yang sudah ditemukan oleh tim Leshin telah tersebar sampai ke mana-mana. Tidak peduli di mana astronot itu mendarat, mereka dapat memasak pasokan air langsung dari tanah tersebut.
Maka sangatlah wajar saat menganggap air ini adalah sisa dari H2O yang melimpah dari planet Mars pada dini hari (termasuk dari Kawah Gale itu sendiri). Tetapi instrumen analisis kimia dari Contoh Analisis Curiosity di Mars (SAM) menyatakan hal yang berbeda, yaitu jumlah yang signifikan pada hidrogen dalam hal ini tidaklah biasa, tetapi lebih berat dari hidrogen yang disebut sebagai deuterium. Jumlah yang relatif dari hidrogen dan deuterium di air tanah tersebut cocok dengan potongan-potongan kecil air di atmosfir planet Mars. “Kami pikir tanah itu hanyalan berupa spons,” kata Leshin, “Menariknya di dalam air seperti sedang bertengkar dengan planet ini.”
Molekul Organik
Yang belum ditemukan oleh Leshin adalah bukti molekul organik yang bisa mengisyaratkan kehidupan atau seperti yang telah ia kemukakan sebelumnya bahwa, “Kami mendeteksi beberapa molekul yang sepertinya terbentuk dari percobaan kami.”
Bagaimanapun, hal tersebut tidak mengesampingkan keberadaan mereka. “Tanah tersebut bukanlah tempat yang baik untuk mencari organik,” kata Leshin. “Batu-batu akan lebih baik. Oleh sebab itu kami membawa bor.” Percobaan ini dengan mengambil setengah sendok aspirin bayi yang senilai dengan tanah yang ada di planet tersebut, dipanaskan hingga 1.500 derajat fahrenheit dengan hasil analisa adanya uap yang muncul mampu mendeteksi karbondioksida, oksigen dan sulfur yang dihasilkan oleh planet Mars.
Dari penelitian tersebut, ditemukan pula senyawa yang disebut perchlorates dan, kata Leshin, hasilnya dapat membuat kabar baik atau buruk bagi astronot masa depan. Air di situ sangat baik, tetapi perchlorates sangat beracun. Bagi para astronot yang secara tidak sengaja menghirup debu dari planet Mars dapat merusak tiroid mereka.
Membahas Mineral
Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena informasi baru ini adalah pemahaman para ilmuwan geologi planet Mars di masa lalu dan sekarang. Hal tersebut berasal dari satu dari lima makalah yang diterbitkan secara bersamaan di Science yang membahas lebih rinci tentang jenis-jenis mineral yang ditemukan di sendok Rocknest dan batu yang dikenal sebagai Jake Matijevic. Jake Matijevic dinamakan oleh seorang insinyur NASA yang membantu desain dan Curiosity rover planet Mars lainnya.
Sementara itu, Curiosity adalah perjalanan ke titik utama Kawah Gale, sebuah bukit yang dikenal sebagai Gunung Sharp, yang sisi-sisinya menghembuskan angin telah terkikis karena lapisan dan para ilmuwan berpikir untuk membentuk sedimen yang tenggelam ke dasar ribuan tahun baskom yang berisi air. Jika setiap tempat selalu berbicara tentang adanya kehidupan di planet Mars yang sudah ada sejak miliaran tahun lalu, maka inilah saatnya.
Leshin tidak bisa menunggu untuk hasil di masa yang akan datang – tetapi dia juga harus mengakui bahwa ingatannya di masa lalu yang menjadi inspirasinya tidak berhenti hanya disitu saja. “Ternyata,” katanya, “Majalah TIME tidak pernah benar-benar menempatkan Viking di sampul mereka.” Kisah Viking ada di dalam majalah, yang menjadi model dalam sampul majalah pada waktu itu adalah pesenam Nadia Comanici, yang mencuri perhatian di pertunjukkan Olimpiade Montreal.” (science.time.com)
UNRWA Siap Kirim 4.000 Truk Bantuan ke Gaza
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina, UNRWA,...