Peneliti UGM: Rambut Jagung Berpotensi Atasi Osteoporosis
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut jagung (Stigma Maydis) ternyata bermanfaat bagi kesehatan. “Selama ini rambut jagung belum banyak dimanfaatkan dan hanya menjadi limbah, padahal dikenal mengandung senyawa fitoesterogen yang berpotensi untuk mengatasi osteoporosis,” kata Amalia Miranda, mahasiswa Fakultas Farmasi UGM, Jumat (15/1), di kampus Universitas Gadjah Mada.
Rambut jagung berpotensi untuk mengatasi osteoporosis yang banyak terjadi pada wanita menopause karena berkurangnya hormon esterogen.
Berawal dari hal tersebut, Amalia bersama ketiga temannya dari Fakultas Farmasi UGM, yaitu Yoce Aprianto, Lora Johana Tamba, dan Naufa Hanif melakukan penelitian tentang potensi rambut jagung untuk mengatasi osteoporosis pada wanita menopuse. Keempat mahasiswa yang tergabung dalam kelompok studi Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Fakultas Farmasi UGM ini memulai penelitian pada tahun 2015 lalu di bawah bimbingan Dr rer nat Endang Lukitianingsih Apt.
Mereka mengumpulkan rambut jagung yang diperoleh dari petani di daerah Purwomartani, Sleman. Rambut jagung yang telah diekstraksi selanjutnya diujicobakan secara in vivo pada 35 ekor tikus Sprague Dawley.
“Sebelum diberikan ekstrak rambut jagung secara oral, terlebih dahulu tikus diovariektomi. Hal ini dilakukan agar tikus mengalami kondisi defisiensi esterogen. Setelah 30 hari perlakuan dan dilakukan pembedahan pada tikus diketahui bahwa rambut jagung dapat memperbaiki profil histologis dan kepadatan (densitas) tulang hewan uji,” kata Amalia.
Ditambahkan oleh Yoce, peningkatan densitas pada hewan uji merupakan parameter yang bisa digunakan untuk evaluasi antiosteoporosis. Dari uji coba tersebut hasil maksimal terjadi pada pemberian dosis ekstrak rambut jagung sebesar 500 mg/kgBB.
“Terbukti pemberian ekstrak rambut jagung dapat meningkatkan densitas tulang hewan uji,” ujar Yoce.
Meskipun telah terbukti dapat meningkatkan densitas tulang hewan uji coba, Yoce menyampaikan perlunya dilakukan studi lanjutan. Antara lain uji in vitro, uji genotoksik, dan uji toksisitas sebelum diaplikasikan di masyarakat.
“Ke depan masih dibutuhkan studi lebih lanjut untuk mengetahui apakah ekstrak rambut jagung ini aman untuk dikonsumsi manusia,” kata Yoce. (ugm.ac.id)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...