Penelitian: Diet Puasa Baik untuk Kesehatan
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Tim ilmuwan menemukan banyak bukti bahwa diet puasa (intermittent fasting) dapat memicu peralihan metabolik, yang dapat memberikan efek bermanfaat bagi kesehatan seperti misalnya memperpanjang usia.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada Rabu (25/12) dalam jurnal medis umum mingguan New England Journal of Medicine, makan dengan rentang waktu enam jam dan berpuasa selama 18 jam dapat memicu peralihan metabolik dari energi berbasis glukosa menjadi energi berbasis keton, yang berarti sumber energi tubuh beralih dari gula ke lemak.
Peralihan metabolik dapat meningkatkan daya tahan terhadap stres, memperpanjang usia, serta menurunkan peluang terserang penyakit termasuk kanker dan obesitas, ungkap penelitian tersebut.
Mark Mattson, profesor ilmu saraf di Universitas Johns Hopkins Amerika Serikat yang juga menjadi penulis dalam penelitian ini, mengatakan ada dua bentuk puasa yang umum, yakni puasa harian dengan aktivitas makan dibatasi waktu dan puasa selama dua hari dalam sepekan, dengan asupan makanan dibatasi 500 hingga 700 kalori pada saat hari berpuasa.
Penelitian ini memaparkan karena sebagian besar riset berfokus pada orang dewasa paruh baya dan anak muda yang kelebihan berat badan, dibutuhkan lebih banyak upaya untuk menemukan apakah berpuasa bagus untuk segmen populasi lainnya.
Tim peneliti “tidak sepenuhnya memahami mekanisme spesifiknya”, tetapi dengan bimbingan dokter, diet puasa dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat, ujar Mattson. (Xinhua/Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...