Penembak di Tunisia Dikenal sebagai Muslim Taat
GAAFOUR, SATUHARAPAN.COM – Tunisia diguncang serangan terorisme pada hari Jumat (26/6) di salah satu tempat wisata terkenal di pantai dekat dua hotel wisata di kota Sousse Tunisia yang menyebabkan 39 orang meninggal dan 33 orang luka-luka di mana kebanyakan korbannya adalah orang asing. Adalah Seifeddine Rezgui seorang mahasiswa sebuah universitas yang menjadi dalang aksi terorisme tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita AFP, sepupunya yang bernama Nizar menggambarkan Rezgui sebagai seorang Muslim yang taat dan menggemari street dance (tari jalanan) dan jauh dari kemungkinan sebagai seorang pejihad fanatik.
Nizar juga mengungkapkan ia melihat Rezgui di Gaafour pada hari yang sama sebelum serangan terjadi. Rezgui bekerja sebagai pelayan di kedai kopi untuk mendanai kuliahnya demi gelar master di sebuah institut teknologi di Tunisia Pusat.
"Ia adalah orang biasa. Dia datang ke sini, dia bekerja di kedai kopi, dia pulang ke rumah, dia bersembahyang dan dia menghabiskan waktu dengan orang-orang di kedai itu. Semua warga Gaafour terkejut," kata Nizar (32).
Penari Jalanan yang Berbakat
Sama seperti orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya, paman Rezgui, Ali terkejut dengan berita tersebut. Dia mengenal Rezgui sebagai pemuda yang santun.
"Selama 23 tahun, dia (Rezgui, red) tidak pernah melakukan hal apapun yang melanggar hukum. Dia menyelesaikan sekolahnya, dia tertawa, dia mengucapkan salam," kata dia kepada AFP.
"Bagaimana dia berlatih? Di mana ia dilatih? Hanya Tuhan yang tahu. Ini hal yang menyiksa kami saat ini," kata Ali.
Banyak orang yang mengenal Rezgui mengatakan pria itu sama sekali tidak tampak sebagai seorang "tentara khalifah" --seperti yang disebut oleh Negara Islam (ISIS) ketika kelompok itu menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Seorang anak muda dari Gaafour mengatakan kepada AFP bahwa Rezgui adalah seorang penari jalanan yang hebat. Bahkan, sebuah media Tunisia sempat mengabadikan sebuah momen dalam bentuk video di mana seorang pria bertopi sedang melakukan tarian jalanan dan mengidentifikasi pria tersebut sebagai Rezgui.
Keluarga Terpukul
Di rumah mungil keluarga Rezgui di lingkungan permukiman miskin Hay Ezzouhour, orang-orang berdatangan untuk menyampaikan duka cita mereka kepada ayah Rezgui yang terpukul.
Ketika didekati oleh para wartawan, sang ayah dengan letih mengusir mereka, mengatakan, "Tolong, jangan berbicara dengan saya."
Menurut keterangan dari kementerian dalam negeri, Rezgui sempat bertingkah tidak seperti biasanya.
"Baru-baru ini, teman-temannya melihat kekakuan dalam dirinya dan ia semakin terlihat menyendiri," kata juru bicara kementerian Mohamed Ali Aroui.
"Dia terus bermain internet dan tidak mau memperlihatkan kepada teman-temannya apa yang dia jelajahi (di internet, red). Dia memisahkan diri ketika membuka internet."
Sumber-sumber keamanan mengatakan kepada AFP tidak ada catatan bahwa Rezgui bepergian ke Libya, tempat sejumlah pejihad telah menyatakan kesetiaan mereka kepada IS. Namun, sumber-sumber itu mengatakan Rezgui kemungkinan masuk ke negara itu secara ilegal. (AFP)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...